
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan mulia, agar anak Indonesia lebih sehat dan cerdas Buat membentuk generasi emas di tahun 2045. Selain MBG Buat murid sekolah, konon akan diperluas Buat ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita juga.
Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa kecerdasan anak ditentukan oleh kualitas otak struktur makro dan mikro yang dibentuk setiap menit. Pembentukannya lebih Segera mulai di dalam kandungan Tiba umur 2-3 tahun, kemudian melambat Tiba remaja dan dewasa.
Struktur otak yang Berkualitas, ditambah dengan Misalnya perilaku sehari-hari di dalam keluarga dan di sekolah (dengan Menonton, mendengar, mengingat, meniru, mengulang, menjawab atau memecahkan masalah) akan membentuk kecerdasan, kreativitas, dan kepribadian anak.
Kualitas struktur makro dan mikro otak yang dibentuk setiap menit ditentukan oleh kualitas nutrisi yang setiap hari 3 kali dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Tetapi, ini dipengaruhi juga oleh Elemen genetik dan lingkungan seperti penyakit dan polusi.
MBG diprioritaskan Buat keluarga miskin
MBG sangat Krusial Buat keluarga miskin yang Eksis ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita, karena keluarga miskin Niscaya Kagak Bisa menyediakan makanan bergizi sehari 3 kali Buat tumbuh kembang otak yang sangat Segera pada periode tersebut. Keluarga yang Kagak miskin cukup mendapat MBG sehari 1 kali, hanya sebagai edukasi Misalnya Buat Membikin makanan bergizi secara Independen bagi keluarga masing-masing.
Memang program MBG Spesifik Buat keluarga miskin lebih rumit persiapan dan teknis pelaksanaannya dibanding program MBG Buat murid sekolah. Diperlukan data dan pemetaan yang Presisi Letak tempat tinggal keluarga yang Eksis ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita yang Betul-Betul membutuhkan MBG sehari 3 kali, karena mereka Betul-Betul Kagak Bisa menyediakan Independen.
Kalau ditemukan bayi balita dengan gizi Kagak baik atau stunting, tentu mengatasinya bukan dengan program MBG tetapi dengan program lain yang sudah berjalan selama ini. Jadi program MBG 3 kali sehari Buat keluarga miskin bertujuan mencegah agar bayi dan balita Kagak menjadi gizi Kagak baik atau stunting, karena mencegah relatif lebih mudah daripada mengatasi gizi Kagak baik atau stunting.
Potensi kesulitan di lapangan
Seperti disebutkan di atas, dibanding MBG Buat murid sekolah, program MBG 3 kali sehari Buat keluarga miskin tentu lebih rumit. Perlu persiapan yang lebih cermat dan matang, didukung oleh kerja keras petugas puskesmas, posyandu, aparat kelurahan, desa, RW, RT, dan kader kesehatan ketika melaksanakannya.
Kalau ibu hamil, menyusui, bayi, dan balita, atau keluarganya Kagak Dapat datang setiap hari ke Letak MBG, padahal mereka butuh MBG 3 kali sehari, tentu petugas harus mengantar ke rumah masing-masing. Tetapi harus dipastikan bahwa MBG dimakan habis oleh ibu hamil, menyusui, bayi, atau balita yang dimaksud, bukan dimakan oleh yang lain.
Apabila MBG di keluarga miskin Kagak 3 kali sehari, tumbuh kembang otak Kagak akan optimal, karena mereka Kagak Bisa menyediakan makan bergizi secara Independen, sedangkan tumbuh kembang otak terjadi setiap menit. Persiapan lebih rumit pada menu MBG Buat bayi balita, karena beda Grup umur akan berbeda kemampuan makan mereka. Maka, menu MBG Buat tiap Grup umur (umur 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan lebih dari 1 tahun) harus berbeda tekstur, proses pengolahan, dan penyajian.
Mengingat pentingnya tumbuh kembang otak sejak di dalam kandungan Tiba umur 2-3 tahun, walaupun rumit, tetapi program MBG Buat mereka terutama di keluarga miskin perlu mendapat prioritas Spesifik. Tentu harus direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan cermat karena lebih rumit daripada MBG murid sekolah.
Dengan persiapan matang dan pelaksaan yang cermat, diharapkan program MBG akan mencapai tujuan menghasilkan generasi emas yang lebih sehat, cerdas, kreatif, dan produktif.

