TRANSPLANTASI atau tanam rambut menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kebotakan. Mekanisme ini dilakukan dengan memindahkan folikel rambut dari area yang tumbuhnya lebat ke bagian kepala yang mengalami kebotakan. Misalnya, dari area belakang kepala, yang secara alami memang rambut tumbuh lebih lebat di area ini, ke bagian depan atau atas kepala yang mengalami penipisan rambut atau kebotakan.
Apakah Anda berencana menjalani transplantasi rambut? Bagaimana persiapan dan perawatan setelah tanam rambut? Berikut penjelasan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika, dr. Nur Anindhawati, Sp.BP-RE, pada acara Hair Transplantation Gathering yang digelar The Clinic Beautylosophy dan Aivee Hair Care, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mekanisme Medis, Perlu Persiapan
Meski terkesan sebagai tindakan estetika, transplantasi rambut sejatinya merupakan prosedur operasi medis. Jadi, pengerjaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten. Selain itu, sebelum menjalani prosedur ini, ada persiapan khusus yang perlu dilakukan pasien. Antara lain, selama sepekan sebelum tindakan, pasien dilarang minum alkohol dan merokok. Lampau, kendalikan stres karena berisiko meningkatkan tekanan darah.
Baca juga : Ini Mekanisme dan Dampaktivitas Transplantasi Rambut untuk Mengatasi Kebotakan
“Kalau pasien tekanan darahnya tinggi, tindakan harus ditunda hingga memungkinkan untuk transplantasi,” terang dr. Nur.
Berpotensi Nyeri, tapi bisa Diatasi
Dalam prosedur transplantasi, satu per satu folikel rambut diambil dari area yang tumbuh lebat, lalu ditanam di area kebotakan. Dibutuhkan ketelitian dan pengalaman dokter agar hasilnya maksimal. Seperti operasi lainnya, prosedur ini juga berpotensi menimbulkan nyeri. Tetapi, hal itu bisa diatasi dengan penggunaan anestesi lokal. Jadi, pasien tetap sadar. Hanya area yang dioperasi yang dibuat mati rasa.
“Lazimnya, anestesi lokal sudah cukup efektif. Tetapi pada beberapa kasus khusus, ada juga pasien yang perlu diberi sedikit sedasi agar mereka lebih nyaman,” terang dr. Nur.
Hindari Berkeringat dan Shower Deras
Setelah menjalani transplantasi rambut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasien. Dokter akan memberikan petunjuk perawatan agar folikel rambut yang baru ditanam dapat tumbuh optimal. Ikuti dengan seksama.
Baca juga : Kiat Memilih dan Merawat Wig untuk Tampil Percaya Diri
“Antara lain, hindari memakai topi, menggaruk atau menggosok kepala, mandi dengan shower yang aliran airnya deras ke kepala. Lampau, pasien juga harus menjaga kebersihan dan menghindari aktivitas yang menimbulkan keringat agar folikel rambut yang baru ditanam bisa tumbuh baik,” kata Nur.
Kontrol rutin, Menjaga Rontok Berlebih
Dalam dua minggu setelah transplantasi, rambut yang ditanam akan mengalami kerontokan. Kerontokan ini disebut shock loss, sebuah fenomena yang terjadi setelah rambut mengalami trauma. Fase ini bukan berarti prosedurnya tidak berhasil. Sebaliknya, shock loss justru merupakan tanda bahwa rambut sedang menuju pertumbuhan yang sehat. Nantinya, rambut baru akan tumbuh lebih kuat. Pada dasarnya, kerontokan merupakan bagian dari siklus alami kehidupan rambut, baik rambut hasil transplantasi maupun rambut asli. Yang perlu dijaga ialah jangan sampai kerontokan rambut berlangsung secara berlebihan. Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mencegahnya.
“Jadi, tidak perlu panik ketika setelah transplantasi rambut rontok. Ini hal yang normal. Ikuti jadwal konsultasi pascatindakan dengan dokter dan gunakan obat untuk memperkuat akar rambut agar kerontokannya tetap dalam batas normal,” saran dr. Nur. (B-1)