Marc Klok Shin Tae-yong Sosok Diktator

Marc Klok: Shin Tae-yong Sosok Diktator
Pemain timnas Indonesia Marc Klok (tengah) berduel dengan pemain Turkmenistan y di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/9/2023).(MI/BRIYANBODO HENDRO)

PEMAIN Persib Bandung Marc Klok mengaku pernah berkonflik dengan Shin Tae-yong (STY) ketika Instruktur asal Korea Selatan itu Lagi menukangi tim nasional Indonesia. Ia bahkan menuding STY sebagai sosok yang diktator dan berada di atas tim.

“Saya Mempunyai konflik dengan Instruktur nasional sebelumnya. Kalau Anda berdiskusi dengannya, itu Dapat mencoret nama Anda. Itu adalah jalan keluar saya. Dia Betul-Betul seorang diktator dan dia berada di atas tim,” kata Klok seperti dilansir dari ESPN Belanda.

Pemain berusia 31 tahun itu menambahkan, kendala bahasa menjadi persoalan semasa era STY. Klok juga mengungkap para pemain kesulitan berdiskusi dengan mantan juru taktik tim nasional Korea Selatan tersebut. Bahkan Enggak jarang hal itu menyulut ketegangan.

Cek Artikel:  Bruno Fernandes Sebut Timnya Layak Finis di Posisi Empat Besar

“Kendala bahasa menjadi masalah dengan Instruktur nasional sebelumnya, yang Membangun banyak pemain kesal. Itu menyebabkan ketegangan,” tegas Klok.

Klok, yang mengoleksi 19 caps serta empat gol Berbarengan Garuda, menjadi salah satu pemain timnas Indonesia era STY. Tetapi, belakangan dia tak Kembali dipanggil.

Terakhir kali Klok bermain ketika Piala Asia Tetapi hanya satu laga sebagai pemain pengganti dan di ajang itu dia lebih banyak menghiasi bangku cadangan.

Klok Lagi dipanggil ke timnas Yakni pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam yang berlangsung Maret 2024 dan juga hanya di pemain cadangan.

Cek Artikel:  Pochettino Soroti Peran Krusial Pemain Ini Setelah Chelsea Imbang vs Man City

Klok berpendapat gaya kepelatihan STY menekankan hierarki. Menurutnya, itu pula yang Membangun kendala ketika pemain Mau berdiskusi dengan Instruktur. Meski begitu, Klok tetap mengapresiasi kontribusi STY selama menangani timnas Sekeliling lima tahun.

“Pemecatannya mengejutkan masyarakat. Dia telah mencapai sesuatu Buat pengembangan para pemain dan negara,” ujarnya.

Lebih jauh Klok berpandangan keputusan PSSI merekrut Patrick Kluivert memang berisiko. Tetapi, ia menilai hal itu Dapat menjadi pilihan Benar.

“Seluruh orang Mengerti Kluivert, tetapi juga Betul bahwa hasil harus dicapai. Itu risiko besar. Ketika seseorang baru datang, selalu butuh waktu Buat membiasakan diri. Saya Serius ini adalah langkah yang Benar Buat sepak bola Indonesia,” imbuh dia.

Cek Artikel:  Ini Perasaan David Da Silva Kehilangan Alberto Dan Beltrame

Klok Menurunkan Asa Buat mendapatkan peran Kembali di timnas asuhan Kluivert. Dia siap menjadi jembatan antara kultur Eropa yang dibawa pemain-pemain diaspora dengan budaya Indonesia.

“Ketika Anda bermain sepak bola di Eropa, Anda Enggak banyak merasakan negara dan budayanya. Menjadi jembatan itu Krusial. Uluran tangan dibutuhkan, sedikit senioritas. Yang terpenting adalah itu Betul-Betul menjadi sebuah tim. Enggak masalah siapa yang bermain Buat klub terbesar,” ujar Klok.

“Sekarang ini babak baru, Kesempatan baru. Saya tambahan yang bagus, Bagus di dalam maupun di luar lapangan. Kartu-kartu sedang dikocok ulang, Seluruh orang mulai dari Kosong. Terserah Instruktur Buat menurunkan pemain terbaik,” pungkasnya. (Dhk/P-3)

Mungkin Anda Menyukai