Liputanindo.id MAKASSAR – Kasus perundungan hingga penganiayaan kini marak di dunia pendidikan. Terutama di lingkup pondok pesantren.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Pengabdianwati mengatakan, terungkapnya kasus perundungan di pesantren karena media sosial (medsos) dan korban berani melapor.
“Realita yang terjadi, kami sampaikan bukan meningkat, karena terungkapnya yang meningkat. Sekarang karena dampak medsos, dan kedua sudah berani melapor,” ungkapnya kepada awak media di Makassar, Rabu (27/3/2024)
Kata dia, lembaga pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk menuntut ilmu. Hal tersebut menjadi keinginan setiap orang tua murid.
“Kalau kita bicara masalah perundungan apalagi, di tempat-tempat yang seharusnya anak kita aman kan. Mereka ada di pendidikan asrama berbasis agama, harapan para orang tua pasti anak-anaknya aman dan nyaman,” jelasnya.
Terkait maraknya kasus perundungan di pesantren, Bintang mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keyakinan (Kemenag) untuk memecahkan masalah tersebut.
Dia mengaku untuk menghentikan kekerasan di lembaga pendidikan, perlu diselesaikan dari hilir hingga hulu.
“Kalau bicara soal perundungan, kekerasan di pendidikan asrama berbasis agama. Ini koordinasi intens sudah kami lakukan dengan kemenag,” ungkapnya.
“Siapa yang bisa melakukan itu, kalau dia pendidikan asrama berbasis agama ya Kemenag. Kalau satuan pendidikan formal, itu Kemendikbudristek,” sambungnya.
Bintang menambahkan Kemenag dan Kemenristek-DIKTI telah melakukan revisi peraturan.
“Sekarang juga sudah ada peraturan Menteri Keyakinan, kemudian ada revisi Kemendikbudristek tentang pencegahan penanganan kekerasan di satuan pendidikan,” tandasnya. (KEK)