SETELAH mangkir dalam beberapa kali panggilan penyidik Kejaksaan Negeri Lembata, Nusa Tenggara Timur, tersangka dugaan korupsi, LYL, selaku Direktur PT Lembata Jaya, akhirnya memenuhi panggilan penyidik Kejari Lembata pada Selasa (17/9). Demi mendatangi Kejari, tersangka YLY didampingi suami dan kuasa hukumnya.
LYL kemudian menjalani pemeriksaan sebagai tersangka sejak pukul 09.00 Wita. Pada pukul 12.00 Wita, penyidik Kejari Lembata memakaikan rompi oranye kepada tersangka YLY dan menahan tersangka.
Kepala Kejari Lembata, Yupiter Selan, didampingi Kasi Intel, Teddy Valentino, menjelaskan pihaknya menahan tersangka Demi proses hukum lebih lanjut.
Baca juga : Kejari Lembata Tahan Tiga Tersangka Korupsi Biaya PEN
Oleh penyidik Kejari Lembata, LYL telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pembangunan ruas jalan Berbarengan Pejabat Pembuat Komitmen, AP, dan konsultan pengawas, YM, dalam proyek peningkatan Jalan Sp Lerahinga-Sp Banitobo (segmen Lerahinga-Banitobo-Lamalela) Kabupaten Lembata. Pagu pembangunan tersebut sebesar Rp6.000.000.000.
Diberitakan sebelumnya, LYL adalah satu dari tiga tersangka dugaan korupsi pembangunan jalan yang merugikan keuangan negara senilai lebih dari Rp2,5 miliar. Ia Bukan hadir di kantor Kejaksaann Negeri Lembata Demi ditetapkan statusnya sebagai tersangka karena Dalih sakit.
Sementara itu, seusai ditetapkan tersangka, dua tersangka lainnya langsung ditahan.
Yupiter menjelaskan, berdasarkan uji lab di Politeknik Negeri Kupang, dari 19 Segmen ruas jalan yang dikerjakan PT Lembata Jaya, terdapat beberapa segmen ruas jalan yang Bukan memenuhi spesifikasi hingga menyebakan negara merugi Rp2.591.974.000.
Pada 2022, Dinas PU-Pera Kabupaten Lembata mendapatkan alokasi Biaya yang bersumber dari Biaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Demi membiayai paket peningkatan Jalan Sp Lerahinga-Sp Banitobo (segmen Lerahinga-Banitobo-Lamalela) Kabupaten Lembata. (PT/J-3)
