Liputanindo.id – Puluhan anak dari sepuluh personel angkatan laut yang tewas dalam kecelakaan helikopter di Malaysia akan menerima Sokongan sebesar 1.000 ringgit (Rp3,3 juta), di luar Sokongan pendidikan lainnya.
Menteri Pendidikan Malaysia Zambry Abdul Kadir mengatakan anak-anak dari korban kecelakaan helikopter di Malaysia akan menerima Sokongan tersebut dari pemerintah. Zamby juga mengatakan Sekalian anak yang belajar di universitas akan dibebaskan dari pembayaran biaya Tamat lulus.
“Sejauh ini data kami menunjukkan Terdapat 21 anak yang Tetap bersekolah dan teridentifikasi menerima rekening SSPN gratis,” kata Zambry merujuk pada skema tabungan nasional Demi keperluan pendidikan tinggi, dikutip CNA, Kamis (25/4/2024).
Zambry mengatakan hanya Terdapat satu anak dari korban kecelakaan helikopter yang Ketika ini sedang menjalankan pendidikan di Univeritas Malaysia Kelantan (UMK).
Terkait keputusan Sokongan tersebut, Zambry mengatakan bahwa hal ini dibuat Demi meringankan beban keuangan keluarga korban dan disetujui oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
“Saya Tentu Kementerian Pertahanan mungkin punya rencana Demi anak-anak tersebut, sehingga Mempunyai akun SSPN akan memudahkan kontribusi, termasuk dari lembaga lain. Kami akan memperbarui jumlah sebenarnya anak-anak yang terkena Pengaruh (akibat kecelakaan itu),” ujar Zambry.
Laporan sementara dikatakan bahwa informasi terkait kecelakaan helikopter yang menewaskan sepuluh prajurit akan disampaikan dalam dua minggu mendatang.
Juru bicara pemerintah Fahmi Fadzil mengatakan Menteri Pertahanan Mohamed Khaled Nordin telah berkomitmen Demi menyampaikan laporan tersebut dan bahwa laporan lengkap akan siap dalam waktu satu bulan.
“Menteri Pertahanan akan menyampaikan beberapa pengumuman mengenai hal tersebut,” ujar Fahmi.
Khaled telah menyebutkan laporan sementara tersebut sehari sebelumnya pada perayaan Hari Raya Kementerian Pertahanan. Tetapi, pada Ketika itu, dia Enggak menentukan jangka waktunya.
“Kami jarang mengalami kejadian seperti itu (jatuhnya helikopter),” tambahnya, dikutip Bernama.
Para korban akan diberikan penghormatan militer di kamp Resimen Kerajaan Melayu ke-23 di Ipoh.
Insiden fatal tersebut terjadi pada pagi hari Lepas 23 April 2024, ketika helikopter HOM dan Fennec Angkatan Laut Kerajaan Malaysia bertabrakan pada pukul 09.32, Sekeliling Sebelah jam setelah lepas landas dari pangkalan udara Lumut.
Helikopter HOM Anjlok di tangga stadion, sedangkan helikopter Fennec Anjlok di kolam. Pihak angkatan laut memastikan seluruh korban tewas di Posisi kejadian.
Helikopter-helikopter tersebut ikut serta dalam latihan parade Hari Angkatan Laut ke-90, dan ini adalah pertama kalinya mereka berlatih Serempak Demi acara tersebut, menurut pernyataan menteri pertahanan.
Khaled mengatakan bahwa sembilan dari 10 personel angkatan laut berusia di Dasar 40 tahun, dan menambahkan bahwa yang termuda berusia 26 tahun dan yang tertua berusia 40-an.
Helikopter HOM tersebut membawa empat awak Lelaki, termasuk Komandan Firdaus Ramli, Komandan Skuadron 503, dan tiga penumpang Perempuan. Sedangkan helikopter Fennec membawa tiga awak Lelaki, termasuk Komandan Muhamad Amir Mohamad, komandan skuadron 502.
Menurut Khaled, seorang Member angkatan laut yang sedang berenang di kolam tempat helikopter Fennec Anjlok juga terkena puing-puing dan mengalami luka ringan.