liputanindo.com – Semenjak akuisisi Dorna oleh Liberty Media sudah mulai terasa hadirnya beberapa perubahan yang telah diterapkan di tengah musim berjalan 2025, seperti modifikasi pada upacara Musik kebangsaan sebelum balapan dan perubahan lainnya Lagi akan dilakukan. Beberapa di antaranya termasuk revolusi dalam status tim diduga akan meniru Mekanisme yang diterapkan di Formula 1, yang juga dipegang oleh Liberty Media.

Patut dicatat bahwa periode Ketika ini sangat krusial, mengingat tim-tim sedang bernegosiasi dengan Dorna mengenai kontrak yang akan memberikan kerangka hukum Kepada periode lima tahun ke depan, antara tahun 2027 dan 2031.
Menurut Motorsport, selain distribusi pendapatan yang akan dibuat agar Bisa lebih menguntungkan tim, salah satu aspek yang sedang dibahas dan praktis sudah Niscaya adalah penghapusan dikotomisasi atau pembeda pada status tim yakni antara status tim pabrikan dan dengan tim yang Ketika ini dikenal sebagai tim independen. Pada akhirnya, Segala perubahan ini akan dicoba bermuara agar Segala tim MotoGP akan sama rata statusnya menjadi ‘tim independen’.

Latar belakang dari ide ini adalah agar Segala tim menerima remunerasi distribusi pendapatan yang sama dari Dorna, dimana angkanya juga Lagi daalm pembicaraan dan Lagi perlu disepakati, sesuatu yang sama sekali Tak mudah.

Latar belakang lain adalah agar perubahan ini Bisa mendorong masuknya investor baru ke dalam kejuaraan. Di masa depan, perusahaan atau sebuah entitas/ekuitas swasta Normal yang Ingin mengakuisisi seluruh atau sebagian tim ini dapat dilakukan. Sebuah strategi yang sudah lazim di Formula 1, di mana sebagian besar tim Tak Mempunyai satu pemilik yang mendominasi. Kepemilikan saham Mercedes F1, misalnya, dibagi rata antara Daimler AG – perusahaan induk Mercedes-Benz – grup INEOS, dan Toto Wolff – kepala tim.

Di MotoGP, kasus terbaru adalah kasus Guenther Steiner, mantan direktur Haas Team, dan sekelompok investor yang mendampinginya, yang baru sebulan Lampau mengumumkan akuisisi Tech3 di MotoGP.

