PENELITI ahli utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Badan Riset dan Hasil karya Nasional (BRIN) Ekowati Chasanah menjelaskan konsumsi ikan secara langsung lebih baik dibandingkan dengan memakan ikan hasil olahan termasuk susu ikan.
“Kalau makan ikan secara langsung, sebetulnya itu paling ideal. Kalau ada pengolahan secara langsung terus kemudian dimasak secara langsung dan diolah yang sehat maka lebih baik,” kata Ekowati di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).
Sementara itu, menurutnya jika pengolahan ikan dengan cara digoreng hingga kering sudah termasuk tidak sehat karena ikan akan kehilangan kandungan gizi.
“Dari beberapa riset yang dilakukan BRIN dan juga publikasi pengolahan ikan yang aman tanpa merusak kandungan di dalamnya adalah dengan cara dikukus. Dikukus paling aman untuk menjaga kandungan gizi. Artinya memang paling baik itu ikan secara langsung.
Ia juga menerangkan bahwa susu ikan yang banyak dibicarakan sebenarnya adalah hidrolisat protein ikan (HPI) yang dapat larut dalam air.
“Susu ikan ini merupakan produk hasil pengembangan melalui proses hidrolisis enzimatis yang memecah protein ikan menjadi protein pendek atau peptida serta asam amino bebas, kemudian diformulasikan sehingga menyerupai susu,” jelasnya.
Ikan dikenal sebagai sumber asam lemak esensial seperti DHA dan EPA, yang penting bagi kesehatan. Oleh karena itu, produk hidrolisat atau susu ikan juga mengandung asam lemak esensial tersebut. Proses hidrolisis protein ikan membuat produk ini lebih aman dari alergen, serta menghasilkan peptida (protein pendek) aktif yang memiliki manfaat tambahan.
Meski begitu susu ikan/hidrolisat protein ikan tersebut memiliki potensi besar sebagai pangan fungsional, seperti untuk membantu mencegah hipertensi, obesitas, dan sebagai imunostimulan. (S-1)