PEMERINTAH Kabupaten Majalengka membentuk tim update data. Tim ini dibentuk untuk mendapatkan angka stunting sekaligus pencegahannya.
Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Majalengka, Asri Febriantini, menjelaskan saat ini mereka memiliki 21 anggota Tim Updater Data yang mengupdate balita di desa-desa yang menjadi lokus pencegahan stunting.
“Tim ini selanjutnya melaporkan hasil yang didapatkan pada sistem yang telah disiapkan. Hingga 11 Oktober 2024 progres pelaporan dari Tim Updater Data tersebut mencapai 96,29%,” tuturnya, Selasa (15/10).
Ketika melakukan kerja di lapangan, lanjut Asri, tim ini dibantu juga oleh camat, kepala desa, hingga puskesmas. Kolaborasi ini dimaksudkan agar balita yang menjadi sasaran benar-benar dikunjungi.
Dengan adanya tim ini Asri berharap bisa didapatkan angka stunting yang sesungguhnya.
Selain balita, pihaknya juga menyasar remaja putri yang harus bebas anemia. Kalau ditemukan ada remaja yang anemia maka langsung diintervensi.
“Kami juga mendampingi ibu hamil untuk memastikan minimal diperiksa enam kali selama kehamilannya. Bayi yang baru lahir diupayakan mendapat ASI eksklusif selama enam bulan,” tutur Asri.
Ketika ini, Pemkab Majalengka menargetkan zero new stunting atau tidak ada kasus baru, dan menekan kasus stunting yang kini tersisa 3,12%.
Asri mengaku optimis target nol persen stunting di Kabupaten Majalengke bisa tercapai. “Asalkan konvergensi penanganannya berjalan lancar.”
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, Dedi Supandi mengaku terus berupaya menurunkan angka stunting. “Pada 2023 kasus stunting di Kabupaten Majalengka menurun menjadi 3,12% atau 2.465 balita dari jumlah total yang diukur sebanyak 79.101 balita,”
Dedi berharap angka tersebut menurun setelah Survey Status Gizi Indonesia dilaksanakan di Majalengka.