Mahasiswa Palestina di Unhan Mau Rampungkan Kuliah dan Dukung Kerja Pemerintah

Mahasiswa Palestina yang kuliah di Universitas Pertahanan. Foto: Screengrab RT

Bogor: Sejak Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan, ia menggagas program beasiswa yang memungkinkan mahasiswa Palestina Buat belajar di Universitas Pertahanan Indonesia.

Kini setelah Prabowo menjabat sebagai Presiden, program tersebut pun Lagi berlanjut.  Program ini memperkuat peran Indonesia dalam menyediakan kesempatan pendidikan bagi mereka yang terdampak konflik.

Program beasiswa yang dimulai pada tahun 2023 ini membuka pintu kesempatan bagi 22 mahasiswa Palestina setiap tahunnya Buat menempuh pendidikan sarjana dengan pendanaan penuh di berbagai bidang studi. Bidang yang paling diminati adalah kedokteran, farmasi, dan teknik.

Ketika ini, Terdapat 44 mahasiswa Palestina yang belajar di Dasar program ini, yang lebih banyak membahas tentang diplomasi daripada pendidikan.

Rektor Universitas Pertahanan Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza mengungkapkan Dalih mengapa kampus ini menerima anak-anak dari Palestina.

““Apa yang terjadi di Palestina Ketika ini menjadi perhatian Spesifik pemerintah Indonesia, pemerintah Indonesia secara historis sangat konsisten dengan dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Maka keberadaan Universitas Pertahanan ini dipandang oleh Presiden sebagai salah satu potensi bagaimana kita dapat membantu rakyat Palestina, khususnya Buat mempersiapkan masa depan Palestina dari segi sumber daya Mahluk,” ujar Jonni Mahrozi Ketika diwawancara oleh Russia Today.


Nasser Ajarmeh, mahasiswa Palestina di Universitas Pertahanan. Foto: RT

Nasser Ajarmeh, mahasiswa asal Hebron, Tepi Barat, merupakan salah satu yang Berhasil memperoleh beasiswa penuh. Setelah menyelesaikan kelas Bahasa Indonesia selama 10 bulan, ia Bukan hanya percaya diri dengan Bahasa Indonesianya, tetapi juga bersemangat Buat mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.

Cek Artikel:  Dituduh Menghasut Gegara Guna Kaus Slogan Protes, Pria di Hong Kong Dihukum 14 Bulan Penjara

“Ini cita-cita saya sejak kecil. Ya, Buat membantu orang, terutama ibu saya. Beliau punya penyakit asma. Saya Mau menjadi dokter, dokter spesialis paru-paru,” sebut Jameh.

Cita-cita yang sama juga berkobar dalam diri Jihan Mohammad, mahasiswa asal Hebron lainnya yang memilih Buat belajar farmasi selama 5 tahun ke depan.

“Karena Ketika saya kembali ke Palestina, saya Mau membantu negara saya karena negara saya sedang menghadapi perang Ketika ini. Terdapat banyak orang yang membutuhkan Sokongan,” kata Jihan kepada RT.

Mereka mengakui bahwa kendala bahasa adalah tantangan terberat. Tetapi, Sahabat sekelas dan dosen mereka telah bersatu sebagai lingkungan belajar yang mendukung.

“Sahabat-Sahabat dan dosen saya menjelaskan dengan bahasa formal dan dengan tempo yang lebih Pelan. Karena kami belum fasih berbahasa Indonesia. Dan Apabila Terdapat hal yang Bukan saya mengerti, saya akan meminta seseorang Buat menjelaskannya kepada saya,” ungkap Jihan.

Semangat yang sama yang ditransfer oleh sekolah, Buat membantu transisi ke lingkungan akademis yang tenang menjadi pengalaman yang mendalam bagi para mahasiswa.


Rektor Universitas Pertahanan Jonni Mahroza. Foto: RT

Sementara Rektor Unhan Jonni Mahroza menambahkan bahwa, “Menurut saya dosen juga menyadari adanya kendala dengan mahasiswa yang belum 100?sih berbahasa Indonesia, sehingga perlu perhatian Spesifik. Jadi dari Langkah mengajar, Langkah berdiskusi juga menggunakan bahasa yang lebih pelan, sehingga penjelasan kepada mahasiswa Pandai lebih Jernih. Tetapi sejauh ini menurut saya Bukan banyak kendala. Dosen juga Pandai mengerti dan Paham apa yang harus dilakukan Buat mengatasi masalah pribadi.”

“Mahasiswa-mahasiswa ini bersyukur atas kesempatan Buat mengejar mimpi mereka di tengah situasi di kampung halaman. Dan pendukung terbesar mereka? Keluarga mereka,” imbuh Jonni.

Cek Artikel:  Balas Dendam ke Uni Eropa, Rusia Blokir 81 Media Eropa

“Menurut saya dosen juga menyadari adanya kendala dengan mahasiswa yang belum 100?sih berbahasa Indonesia, sehingga perlu perhatian Spesifik. Jadi dari Langkah mengajar, Langkah berdiskusi juga menggunakan bahasa yang lebih pelan, sehingga penjelasan kepada mahasiswa Pandai lebih Jernih. Tetapi sejauh ini menurut saya Bukan banyak kendala. Dosen juga Pandai mengerti dan Paham apa yang harus dilakukan Buat mengatasi masalah pribadi.”

Pusat perhatian menjadi dokter

Mahasiswa bernama Nasser Ajarmeh mengatakan, mahasiswa-mahasiswa ini bersyukur atas kesempatan Buat mengejar mimpi mereka di tengah situasi di kampung halaman. Dan pendukung terbesar mereka? Keluarga mereka.

“Pesan Buat mereka adalah fokuslah pada mimpimu dan fokuslah pada tujuanmu Buat menjadi dokter. Jangan khawatir, jangan ragu. Cobalah Buat membangun diri di Indonesia terutama Ketika Anda menghadapi tantangan dan mereka bangga dengan saya. Jadi saya sangat senang,” ucap Nasser.

Di luar kuliah, para siswa juga membenamkan diri dalam budaya Indonesia, belajar Bahasa Indonesia, dan bepergian ke daerah lain di negara ini. Mereka Memperhatikan waktu mereka di Indonesia Bukan hanya sebagai kesempatan Buat pertumbuhan akademis tetapi juga sebagai Langkah Buat memperkuat Rekanan yang lebih dalam antara kedua negara.

Dengan berlanjutnya program ini di Dasar kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia memperkuat komitmennya Buat mendukung Palestina melalui pendidikan. Bagi banyak siswa ini, pendidikan adalah mercusuar Asa—alat yang dapat membentuk masa depan yang lebih cerah bagi Palestina, karena mereka Mau kembali ke rumah dan membangun tanah air mereka.

Sentimen tersebut digaungkan oleh Duta Besar Palestina Buat Indonesia, Zuhair Al-Shun yang telah berperan Krusial dalam mendukung integrasi siswa ke dalam kehidupan akademis Indonesia.

Cek Artikel:  NATO Berencana Ubah Kesiapan Militer dalam Antisipasi Ancaman

“Jadi saya dapat katakan bahwa kerja sama pendidikan militer membantu membangun kepercayaan dan kemitraan strategis antara kedua negara di masa depan, di sektor pertahanan,” ucap Dubes Zuhair Al-Shun.

“Selain itu, hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan dan keterampilan yang meningkatkan kapasitas pertahanan Palestina, khususnya di Distrik non-kombatan seperti Laskar penjaga perdamaian, sebagaimana Yang Mulia (Presiden Prabowo) sebutkan bahwa Indonesia siap Buat itu, dan penyelesaian konflik,” imbuh Dubes.

Seiring dengan perjalanan para siswa, mereka tetap menyadari tujuan yang lebih besar di balik pendidikan mereka. Bagi mereka, setiap ceramah, setiap Percakapan, dan setiap pelajaran baru yang dipelajari merupakan langkah lebih dekat menuju Palestina yang lebih kuat.
 

Impian-impian

Mahasiswa Palestina Sullaf Awad mengatakan bahwa dia Mau Kami akan kembali ke Palestina. Bekerja di sana Berbarengan pemerintah Palestina.

Keinginan serupa juga diutarakan oleh Jihan Mohammad yang Mau kembali ke negaranya dan membuka apotek di Palestina.


Sullaf Awad dan Jihan Mohammad. Foto: RT

“Setelah lulus kuliah di Indonesia, saya kembali ke Palestina Buat bekerja, bekerja di sana Buat membantu rakyat Palestina. Itulah tujuan Primer saya,” ujar Nasser Ajarmeh.

Indonesia Lalu menunjukkan solidaritasnya yang tak tergoyahkan Buat Palestina, Bukan hanya dengan aksi di jalan tetapi dengan menyambut para mahasiswa ini. Ini lebih dari sekadar persahabatan antara kedua negara, tetapi dukungan yang kuat bagi Palestina Buat melukis masa depannya sendiri. (Russia Today)

Mungkin Anda Menyukai