SURVEI bukan segalanya. Itulah yang terjadi pada dua tokoh Perempuan dari Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa dan Yenny Wahid. Khofifah adalah Gubernur Jawa Timur dan Yenny Wahid merupakan putri Presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid.
Elektabilitas kedua tokoh ini dalam survei Tak terlalu besar. Tetapi, sejumlah kalangan tetap mengadang-gadang mereka sebagai bakal calon wakil presiden dalam Pilpres 2024, Bagus Buat bacapres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, maupun Prabowo Subianto.
Sebelumnya, sebanyak 200 kiai dan gus se-Jawa Timur merekomendasikan lima nama yang dianggap layak Buat menjadi bakal cawapres, Ialah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Ketua Badan Pengembangan Hasil karya Strategis Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yenny Wahid, Ketua Biasa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Biasa Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Para kiai dan gus itu menyatakan dukungan kepada Anies sebagai capres pada Kamis, 10 Agustus 2023. Dukungan tersebut dikeluarkan dengan nama Risalah Sidoresmo. Pemimpin Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Narukan Rembang KH Nasirul Mahasin Nursalin alias Gus Mahasin menyebut risalah itu telah diberikan langsung kepada Anies Begitu melawat ke Surabaya.
Di lain pihak, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut nama-nama yang masuk radar atau diusulkan sebagai bakal cawapres Buat mendampingi Ganjar Pranowo akan dikaji satu per satu. Djarot mengungkapkan pihaknya membuka Kesempatan bagi tokoh lain seperti Khofifah dan Yenny Wahid. Meskipun demikian, pihaknya Tetap harus memetakan nama cawapres Ganjar agar sesuai dengan visi-misi dan mendukung percepatan pembangunan yang telah dilakukan Presiden Joko Widodo.
Ketua Biasa DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto juga tak mau kalah mendekati Khofifah. Menurutnya, Ketua Biasa Pengurus Pusat Muslimat NU itu mempunyai kemampuan di tingkat negara dan bangsa. “Saya kira beliau salah satu tokoh yang mempunyai kemampuan di tingkat negara dan bangsa,” ujar Prabowo Begitu menggelar pertemuan tertutup di sebuah rumah makan di Kota Surabaya pada 13 Februari 2023 Lewat.
Kendati begitu, Tak mudah bagi mantan Danjen Kopassus ini menggandeng Khofifah, Yenny Wahid, atau tokoh lain karena Partai Kebangkitan Bangsa berancang-ancang akan meninggalkan Koalisi Indonesia Raya yang dibangun Gerindra dan PKB Apabila Prabowo tak meminang Ketua Biasa PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres.
Khofifah sendiri Tak menutup diri Buat dicalonkan sebagai bakal cawapres asalkan mendapat restu dari kiai-kiai sepuh NU dan PBNU. Adapun Yenny Wahid menyatakan siap dicalonkan karena dirinya orang politik sehingga harus siap ditempatkan dalam jabatan publik.
Upaya menggandeng tokoh Perempuan NU Tak menjamin kemenangan Apabila secara kultural atau kelembagaan Tak bergerak masif Buat memenangi kontestasi. Contohnya pada Pemilu 2014, Kekasih Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, duet Ketua Biasa PDIP dan mantan Ketua Biasa PBNU, tak menuai hasil yang menggembirakan.
Kehadiran tokoh Perempuan dari mana pun di pentas politik patut diapreasi. Hal itu berarti stok pemimpin dari kalangan Perempuan Tak defisit di negeri ini.