Berita duka menyelimuti dunia ekonomi Indonesia dengan wafatnya ekonom senior, Faisal Basri, pada Kamis (5/9) pagi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan rasa duka dan kehilangan atas meninggalnya Faisal Basri.
Luhut menganggap Faisal sebagai seorang ekonom yang banyak memberi kontribusi pada kebijakan-kebijakan ekonomi Indonesia sejak era reformasi hingga saat ini. Meskipun beberapa kali berbeda pandangan, Luhut menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok yang sangat berdedikasi dan penuh integritas.
“Saya selalu menghormati cara Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda,” kata Luhut dalam keterangan yang diterima Media Indonesia.
Baca juga : Indonesia Kehilangan Pemikir dan Pejuang yang Berani Menentang Arus
“Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual,” tambahnya.
Faisal, ungkap Luhut, juga dikenal sebagai sosok yang aktif memberikan saran dalam kebijakan hilirisasi nikel, sebuah proyek yang menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Di mata Luhut, Faisal Basri adalah contoh intelektual yang tetap teguh dengan prinsipnya, meskipun seringkali berbeda pandangan dengan pemerintah.
“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Semoga segala pengabdiannya bagi bangsa menjadi amal baik, dan beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa,” tutup Luhut. (Z-11)
Luhut terlihat hadir ke rumah duka tempat Faisal Basri disemayamkan. Ia sempat memberikan penghormatan terakhir kepada ekonom tersebut. (Z-11)