Luhut Optimistis Afrika Dapat Tiru Kesuksesan Hilirisasi Indonesia

Luhut Optimistis Afrika Bisa Tiru Kesuksesan Hilirisasi Indonesia
Presiden Joko Widodo menghadiri Welcoming Dinner IAF II-HLF MSP di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).(Antara)

MENTERI Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai kebijakan hilirisasi Indonesia telah sukses meningkatkan nilai tambah produk Indonesia, sehingga bisa menekan ketergantungan impor dalam beberapa tahun terakhir.

“Jadi apabila ini bisa dilakukan di Indonesia, tentu hal ini juga bisa dilakukan di Afrika,” ujarnya dalam Perhimpunan on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9).

Luhut membeberkan bahwa Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Tetapi karena pengelolaannya belum maksimal, Indonesia dahulu hanya bisa mengekspor produk mentah.

Baca juga : Mind Id Pacu Hilirisasi Produk Tambang Nasional

“Kami juga sangat kaya mineral, kami negeri dengan cadangan nikel terbesar dan kedua terbesar untuk timah, dan kami juga kaya potensi renewable energy, kami juga punya 600 giga ton of capture carbon storage. Saya rasa negeri ini sangat kaya,” kata Luhut di hadapan peserta HLF MSP dari 29 negara.

Cek Artikel:  Faisal Basri adalah Inspirasi bagi Para Peneliti Ekonomi Muda

Menurutnya, di periode awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo, kebijakan hilirisasi mulai digaungkan. Hal itu dilakukan lantaran Indonesia sangat bergantung pada impor dan hanya mengandalkan ekspor komoditas.

“Tapi selama tujuh tahun terakhir kami melakukan transformasi dan sebentar lagi membuat mobil listrik di Indonesia. Dan kami menargetkan mungkin tahun depan kami bisa memproduksi beberapa EV car di RI, dan menjadi yang terbesar di regional,” tambahnya.

Baca juga : Eks Mendag Lutfi Sebut Program Hilirisasi Bikin China-Eropa Waspada

Lebih lanjut, Luhut menyebut bahwa Indonesia telah meningkatkan ekspor nikel hasil hiliriasi, baja, dan litium baterai material. Pengaruh nyata yang bisa dilihat adalah ekonomi Indonesia terus tumbuh, bahkan ketika ekonomi Tiongkok melambat belakang ini.

Cek Artikel:  Pameran Mining Indonesia 2024 Tampilkan Teknologi Alat Berat Zoomlion

Indonesia juga tengah membangun ekosistem beterai. Indonesia tidak hanya memproduksi nikel ore menjadi stainless steel tapi juga memproduksi anoda material hingga copper foil di Gresik.

“Dan kami produksi aluminium can, dan juga electro light, katoda dan baterai. Jadi ini ekosistem yagn kami coba bangun di RI. Dan kami memilki salah satu pusat riset terbesar untuk metalurgi yakni di Bandung, ITB, salah satu yang terbesar di luar Cina,” bebernya.

Luhut pun mengajak negara-negara berkembang untuk berkolaborasi dengan Indonesia. Negara-negara di kawasan Afrika memiliki sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia. Sehingga lewat kerja sama, kedua pihak bisa meningkatkan ekonomi.

So we are developing countries, let’s work together and to same country, also in Africa. I said, let’s work together on the spirit of global south,” tandasnya. (J-3)

Cek Artikel:  Negara Berkembang Sepakat Kurangi Pemakaian Dolar AS Hingga Nihil

Mungkin Anda Menyukai