Lingkaran Pemimpin Muda

Lingkaran Pemimpin Muda
Ilustrasi(MI/Duta)

KAESANG Pangarep menjadi salah satu anak muda yang bisa jadi teladan bagi generasi seangkatannya di Indonesia. Pada umur 28 tahun ia sudah jaya: sudah mengelola belasan bisnis, dari gerai makanan olahan, suku cadang elektronik, aplikasi khusus pencari kerja hingga dunia peternakan pun ia jajal.

Di perguruan tinggi di Indonesia memang sudah lama digaungkan semangat enterpreneur kepada mahasiswanya. Selain menjadi jalan setelah lulus kuliah, dengan berwirausaha mereka juga ikut serta menambah peluang kerja.

Kaesang membuktikan bahwa bisnis olahan pisang yang pernah dirintisnya yang tersebar di 25 kota dengan lebih dari 73 gerai kini memiliki karyawan sekitar 1.500 orang. Tentu bukan perkara gampang bisa membuka lapangan pekerjaan untuk satu konsep usaha yang dilakoni.

Baca juga : Emil Dardak Sebut Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo Bikin Politik jadi Asyik

Dalam mengelola bisnis dan berwirausaha, jiwa kepemimpinan yang mumpuni menjadi modal dasar yang harus dimiliki. Tanpa memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang tak bisa melangkah membawa bisnis yang dijalankannya menuju target yang ingin dicapai. Maka, dari awal dunia enterpreneur memang menekankan nilai kepemimpinan.

Cek Artikel:  Anak Emas, Kaitannya dengan Budaya dan Akibat yang Ditimbulkan

Setelah malang melintang di dunia kewirausahaan, Kaesang tiba-tiba melesat menjadi Ketua Standar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada akhir September 2023. Didapuk sebagai ketua partai, Kaesang jauh lebih muda dibanding Lee Jun-seok, Ketua Partai Kekuatan Rakyat yang disebut sebagai ketua umum termuda di Korea Selatan.  Kala itu Lee Jun-Seok terpilih sebagai ketua umum partai pada Juni 2021 ketika berumur 36 tahun.

Nyaris sama dengan Kaesang, Lee Jun-seok juga pernah berkarier di bidang perusahaan rintisan. Lulusan Harvard University ini menjadi pendiri sebuah aplikasi bidang pendidikan. Kalau dilihat dari pemimpin muda yang sudah sampai di takhta kekuasaan, umur Kaesang sama persis dengan Jigme Khesar Namgyel, yang merupakan raja termuda di dunia yang diumumkan pada 1 November 2008 silam. Waktu itu usia Jigme juga 28 tahun, dan dilantik sebagai raja kelima Bhutan, setelah raja sebelumnya turun takhta.

Cek Artikel:  Menjaga Kewarasan Mengertin Politik

Baca juga : Pemilu 2024 Tak Hanya Peristiwa Politik, Tapi Jadi Ajang Demokrasi Berkualitas

Lulusan Oxford program diplomatik itu kini sedang gencar menyelesaikan persengketaan perbatasan antara Bhutan dan China. Baru-baru ini ia melakukan kunjungan resmi ke India, dengan latar belakang laporan, China, dan Bhutan beringsut menuju kesepakatan untuk menyelesaikan masalah perbatasan tersebut.

Tetapi, yang perlu diperhatikan oleh kaum muda ialah kontrol terhadap kekuasaan yang diraih, apalagi dengan berbagai tantangan dan godaan, banyak pemimpin muda yang malah takluk dan gagal menjalankan misinya. Kematangan cara berpikir dari pemimpin muda juga perlu menjadi perhatian, apalagi ketika pemimpin dihadapkan dengan bermacam pilihan yang mau tak mau harus diputuskan.

Pemimpin muda pun sudah jadi perhatian sejumlah negara di dunia saat ini. Misalnya, saja agenda One Young World pada 2024. Acara itu diketahui akan mempertemukan para pemimpin muda dari berbagai pelosok dunia karena memang kegiatan mewadahi pemimpin muda untuk terhubung, belajar, dan berkolaborasi.

Cek Artikel:  Paus Fransiskus dan Teologi Pembebasan

Baca juga : CEO Agrinesia Raih Penghargaan Best CEO in Emerging Growth Company

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau selaku tuan rumah One Young World pada 2024 mengaku selalu diingatkan setiap hari betapa besarnya potensi yang ada pada generasi muda kita, yang terlibat secara politik, terdidik, inovatif, inklusif, dan progresif.

Kaesang sebagai pemimpin muda yang levelnya sudah nasional, tentu bukan hanya soal sudah menjabat, tetapi apa setelahnya yang akan dijalankan. Dari beberapa tokoh pemimpin dunia di atas, utama yang perlu diperhatikan ialah arah, sistem dan pola pikir masing-masingnya karena di takhta kekuasaan pemimpin memegang kendali penuh ke mana kemudi kapal akan diarahkan, yang dari setiap mereka memiliki gaya sendiri untuk memajukan bangsanya.

Mereka hadir tidak hanya untuk meramaikan kancah perpolitikan, tetapi juga untuk membangkitkan suara anak muda kaum milenial untuk bisa menjadi kumpulan kekuatan demi menyongsong Indonesia Emas 2045 (P-3)

Mungkin Anda Menyukai