Liputanindo.id BEIRUT – Sebagai bentuk solidaritas dan dukungan bagi Kaum Palestina yang Tetap Lalu digempur Israel, Lebanon pada Senin (11/12/2023) mengumumkan penutupan Segala kantor dan lembaga pemerintah secara nasional.
Dalam pernyataan Formal pada Minggu, Sekjen Dewan Menteri Lebanon Mahmoud Mekkiya mengumumkan bahwa Perdana Menteri Najib Mikati Membangun keputusan itu Demi merespons seruan aksi mogok Dunia “sebagai solidaritas bagi Gaza dan rakyat Palestina, termasuk sesama Kaum kami di Gaza dan di desa-desa perbatasan Lebanon.”
Pusat komunitas Engineers’ Syndicate Beirut juga mengumumkan penutupan markas utamanya di ibu kota Lebanon, Beirut, serta kantor cabangnya di berbagai Kawasan pada Jumat.
Baca Juga:
Uni Eropa dan Iran Bahas Serangan Israel di Konsulat Damaskus
Tindakan kolektif tersebut sejalan dengan seruan luas yang diinisiasi oleh para aktivis di seluruh dunia dengan hashtag #StrikeForGaza.
Seruan tersebut mendesak dilakukannya aksi mogok Dunia yang komprehensif pada Senin Demi menunjukkan solidaritas Demi Kaum Gaza dan memberikan tekanan kepada sejumlah pemerintahan Demi mengambil aksi guna mengakhiri perang Israel.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya Waktu Senggang kemanusiaan selama sepekan yang disepakati dengan Hamas, seperti dilansir dari Antara.
Nyaris 18 ribu Kaum Palestina telah tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka akibat serangan udara dan darat tanpa henti oleh Israel di daerah kantong itu sejak 7 Oktober, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas tercatat sebanyak 1.200 orang, menurut Nomor Formal. (IRN)
Baca Juga:
Presiden Mahmoud Abbas Bersumpah akan Musuh Israel yang Berniat Pisahkan Gaza dari Palestina