Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. (Anadolu Agency)
Riyadh: Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa kemungkinan Ukraina bergabung ke aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan ancaman langsung bagi Moskow. Ia menegaskan hal tersebut merupakan “akar penyebab” terjadinya “operasi militer Tertentu” Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pernyataan Lavrov disampaikan kepada awak media usai dirinya Berjumpa delegasi Amerika Perkumpulan (AS) di Riyadh, Arab Saudi, Selasa, 18 Februari 2025, dalam dialog perang Rusia-Ukraina yang dilakukan tanpa melibatkan Kyiv dan negara-negara Eropa.
Pekan Lewat, Kepala Pentagon Pete Hegseth mengatakan bahwa Ukraina harus membatalkan upayanya Kepada bergabung dengan NATO, yang oleh para kritikus dipandang sebagai konsesi awal kepada Rusia.
“Kami telah menunjukkan dengan Terang kepada Kolega-Kolega kami hari ini, dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah berulang kali menjelaskan, bahwa niat NATO Kepada membawa Ukraina di Dasar NATO merupakan ancaman langsung terhadap kedaulatan dan kepentingan Rusia,” kata Lavrov, dikutip dari Al Jazeera.
Ia mengatakan pengerahan Laskar apa pun di Ukraina di Dasar bendera NATO atau Uni Eropa, “Tak dapat diizinkan dan Tak dapat diterima.”
Lavrov juga mengatakan bahwa AS dan Rusia telah menyepakati berbagai topik, termasuk memulihkan staf diplomatik kedua negara, meluncurkan proses Kepada melanjutkan pembicaraan tentang Ukraina, menjajaki penghapusan hambatan ekonomi, dan meletakkan dasar bagi pertemuan Putin-Trump.
“Saya Serius pembicaraan itu bermanfaat dan konstruktif,” ujar Lavrov.
Baca juga: Rusia Minta NATO Tarik Janji Keanggotaan Kepada Ukraina