Laris manis, Dodol Bekasi khas Imlek Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Laris, Dodol Bekasi khas Imlek Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah
(Ilustrasi) Dodol Betawi.(Antara/ Risky Andrianto)

PRODUSEN dodol khas tahun baru Imlek, Ester, 54, asal Kebon Kelapa RT 03/09, Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengaku kebanjiran pesanan jelang Imlek. Ester mengatakan mempertahankan resep warisan turun-temurun.

 

“Berkat resep warisan turun-temurun yang saya teruskan dari mertua saya sejak tahun 1993, banyak pelanggan Lamban yang order selain Eksis juga pembeli baru,” kata Ester di Cikarang, Sabtu (25/1).

 

Dia mengatakan usaha yang sudah berjalan selama puluhan tahun itu Lalu ditekuni dengan tetap mempertahankan konsep tradisional dalam proses produksi sebagai salah satu warisan Penting bisnis keluarga ini. Contohnya, ia tetap memasak menggunakan bahan bakar kayu.

 

Metode memasak juga Tetap memakai teknik manual dengan tangan. “Rata-rata orang Tetap Mau yang tradisional karena dari alat dan bahan serta proses pembakaran dari kayu sehingga jadi wangi,” ucapnya.

Cek Artikel:  Rayakan Halloween, Harris Hotel Hadirkan Dinner Agak Laen

 

Proses pembuatan dodol tradisional tersebut dimulai dengan membersihkan bahan baku, kemudian menggiling tepung beras dan mencampur dengan cairan gula yang telah dimasak. Setelah itu, adonan dicetak Lewat dikukus hingga matang.

 

Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025  atau 2576 Kongzili yang akan Terperosok pada 29 Januari 2025 mendatang, permintaan pesanan usaha keluarga ini mulai meningkat dan diperkirakan Lalu melonjak hingga mendekati perayaan. Alhasil mereka mulai menggenjot produksi Kepada memenuhi permintaan pasar dari dalam maupun luar kota.

 

Selain beredar di Kabupaten Bekasi, dodol produksi keluarganya juga dikirim ke pelanggan tetap dari luar kota seperti Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung hingga Pamanukan. “Kepada memenuhi permintaan pelanggan menjelang Imlek, kami sekarang sudah memproduksi dodol dalam ukuran ton dari kilogram pada hari-hari Normal. Omzet puluhan jutalah per hari,” katanya.

Cek Artikel:  Mau Makan Seafood Korea Halal Gratis Datang ke K-Expo 2024

 

Dirinya bahkan telah mengantisipasi kenaikan jumlah pesanan dengan menambah karyawan menjadi 12 orang yang berproduksi setiap Ketika dari semula hanya 10 orang. “Kalau karyawan Eksis yang dari Penduduk Sekeliling Eksis juga yang dari Kecamatan Pebayuran. Kalau yang dari Pebayuran itu sudah turun-temurun, awalnya dari mertua,” katanya.

 

Ester mengaku tahun ini menghadapi tantangan berupa kenaikan harga bahan baku dodol hingga terpaksa melakukan penyesuaian terhadap harga jual Tetapi tetap mengutamakan kualitas produk. “Gula, tepung sama beras ketan. Bahan bakunya Sekadar itu. Harganya Segala naik. Terpaksa harga jual juga dinaikkan. Pembeli kadang-kadang yang mengerti, Eksis juga yang menawar. Harga dodol di sini Rp32 ribu per kilogram. Kalau yang dodol susunan juga dihitung per kilo tapi harganya beda Rp34 ribu,” tuturnya.

Cek Artikel:  Kombinasi Daging dan Sayuran untuk Pola Makan Seimbang

 

Ia tetap meyakini bahwa dengan mempertahankan konsep tradisional, dodol buatannya yang bermerk dagang Terang Hidup akan Lalu menjadi sajian khas di meja-meja makan Ketika Imlek. Asa saya Mau Lalu maju dan jalan Lalu walaupun Tetap tetap mempertahankan Metode tradisional,” katanya. (Ant/M-1)

Mungkin Anda Menyukai