Laporkan Perkembangan APBN, Sri Mulyani dan Thomas Menghadap Prabowo

Laporkan Perkembangan APBN, Sri Mulyani dan Thomas Menghadap Prabowo
SINKRONISASI TRANSISI PEMERINTAHAN: Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Ketua Tim Tim Gugus Tugas Klopisasi Prabowo Gibran, Sufmi Dasco Ahmad (tengah) dan Wakil Ketua Ahmad Muzani menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Gedun(MI/Susanto)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menemui Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk melaporkan perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Senin siang sampai sore hari ini, saya bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono melaporkan perkembangan APBN kepada Presiden terpilih Prabowo,” kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Senin (9/9).

Salah satu perkembangan yang dilaporkan adalah pelaksanaan serta outlook APBN 2024 yang akan ditutup pada Desember 2024 di bawah kepemimpinan presiden terpilih.

Baca juga : Kontribusi Makan Bergizi Gratis terhadap Pertumbuhan Ekonomi cuma 0,10 Persen

Dengan demikian, Prabowo sebagai calon presiden berikutnya mengetahui detail perkembangan pelaksanaan APBN yang sedang berjalan.

Cek Artikel:  Industri Manufaktur Sumbang 16,7 Persen terhadap Perekonomian Nasional

Laporan berikutnya yakni mengenai pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Rancangan APBN (RAPBN 2025) di DPR dan arahan-arahan presiden terpilih mengenai berbagai usulan program dan anggaran yang disediakan.

“Arahan beliau sesuai program prioritas yang akan dicapai dalam pemerintahan baru 2024-2029,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga : Berikut Program Prabowo Subianto yang Dapat Dieksekusi Pahamn Depan

Postur sementara APBN 2025, sesuai kesepakatan terakhir antara Kementerian Keuangan dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, yaitu defisit ditetapkan sebesar Rp616,19 triliun atau 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB), pendapatan negara Rp3.005,1 triliun, belanja negara Rp3.621,3 triliun, keseimbangan primer defisit Rp63,33 triliun, dan pembiayaan anggaran Rp616,2 triliun.

Terdapat perubahan nilai pendapatan negara dan belanja negara dari yang diumumkan saat Nota Keuangan pertengahan Agustus 2024 lalu, karena kenaikan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan belanja pemerintah pusat (BPP) masing-masing Rp8,2 triliun.

Cek Artikel:  Indonesia Perkuat Kerja Sama Pembangunan Dunia dalam Perhimpunan HLF MSP

Dengan demikian, PNBP tahun 2025 ditargetkan mencapai Rp513,6 triliun dari Rp505,4 triliun, sedangkan BPP menjadi Rp2.701,4 triliun dari Rp2.693,2 triliun.

Sementara itu, asumsi dasar ekonomi makro 2025 yaitu pertumbuhan ekonomi 5,2%, inflasi 2,5%, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun 7%, nilai tukar rupiah Rp16.000 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia US$82 per barel, lifting minyak 605 ribu barel per hari, dan lifting gas sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.

Sasaran dan indikator pembangunan disepakati dengan rincian pengangguran terbuka 4,5%-5%, kemiskinan 7%-8%, kemiskinan ekstrem 0%, rasio gini 0,379-0,382, indeks modal manusia (IMM) 0,56, nilai tukar petani (NTP) 115-120, serta nilai tukar nelayan (NTN) 105-108. (Ant/E-2)

Cek Artikel:  Tinjau Pasar di Sumatra Utara, Jokowi Segala Harga Pangan Murah

Mungkin Anda Menyukai