TEGAK lurus dengan keputusan partai sejatinya menjadi sikap yang harus diambil setiap kader tanpa terkecuali. Tegak lurus pula ketika sudah muncul satu nama yang dijadikan sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilu 2024.
Tetapi, langkah Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI Perjuangan malah Malah terlihat bercabang, ke kanan dan ke kiri. Padahal, partai banteng moncong putih sudah memutuskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bacapres pada 21 April.
Sulit bagi publik Demi teryakinkan bahwa Jokowi sudah ajek di dalam gerbong pemenangan Ganjar. Ketika acara halalbihalal relawan Jokowi di Senayan, Sabtu (13/5), digelar, Ganjar hadir, tetapi Tak dengan si empunya nama.
Jokowi baru datang keesokan harinya dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) yang juga diinisiasi para relawannya. Di sana, dia menerima tiga nama capres versi Musra, Merukapan Ganjar, Ketua Biasa Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Biasa Golkar Airlangga Hartarto.
Alih-alih mengatakan dirinya sudah menjatuhkan pilihan kepada Ganjar sesuai dengan keputusan partai, ia Malah berujar, “Itu bagian saya Demi memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai.”
Publik dibuat semakin terheran-heran karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Berjumpa dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Surakarta, Jumat (19/5). Relawan Gibran dan Jokowi se-Jateng dan Jatim bahkan kemudian Formal mendukung Prabowo sebagai capres 2024.
Embusan kecurigaan bahwa Jokowi lebih mendukung Ketua Biasa Partai Gerindra itu menjadi penerus tongkat estafet karena Kaesang Pangarep selaku putra bungsu Jokowi viral di media sosial mengenakan kaus bergambar Prabowo.
Bisa jadi sikap dua kaki trah Jokowi itu yang Membikin Gibran diminta memberi Penjelasan di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kemudian menasihati Gibran Demi mengantisipasi dansa-dansa politik menjelang Pemilu 2024.
Tetapi, sulit kiranya menghentikan dansa-dansa itu sepanjang Jokowi Lanjut mengambang dan belum berada dalam satu orkestrasi pencapresan Berbarengan PDIP. Semakin pelik karena sang petugas partai sepertinya memilih berada di sudut berbeda Sembari Lanjut menabuh genderang tarian.