Kurniawan Dwi Yulianto dan upaya memoles ketajaman timnas U-20

Arsip foto – Asisten Instruktur Timnas U-22 Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto (kanan) menghibur pesepak bola Osvaldo Haay (kiri) seusai kalah dari Timnas Vietnam dalam final sepak bola putra SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Selasa (10/12/2019). Timnas U-22 Indonesia meraih medali perak setelah kalah 0-3 dari Vietnam. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.)

Kurniawan Dwi Yulianto dan upaya memoles ketajaman timnas U-20

Sepakbola   
Editor: Novelia Tri Ananda   
Minggu, 02 Februari 2025 – 13:23 WIB

Liputanindo.id – Tim nasional U-20 Indonesia mendapatkan Berita Bagus pada awal Februari 2025 yakni bergabungnya Kurniawan Dwi Yulianto sebagai asisten Instruktur kepala Indra Sjafri. PSSI memberikan satu tugas Tertentu kepada Kurniawan, Ialah menjadi Instruktur penyerang. Tanggung jawab yang tentu saja Pas karena Kurniawan merupakan legenda sekaligus pencetak gol terbanyak kelima tim nasional Indonesia sepanjang sejarah (33 gol dari 59 laga).

Sepanjang kariernya yang cemerlang sebagai pesepak bola dari tahun 1994-2013, Kurniawan dikenal tajam di depan gawang. Dengan Potensi yang sempat diasah di klub Italia Sampdoria pada tahun 1994-1995, dan pernah pula bergabung dengan tim Swiss FC Luzern pada musim yang sama sebagai pemain pinjaman, Kurniawan mengarungi perjalanannya di lapangan hijau dengan mantap.

Total, pria yang kini sudah berusia 48 tahun itu Membangun 196 gol dari 388 pertandingan di level klub. Istimewanya, tiga dari 196 gol itu tercipta di Aliansi teratas Swiss Kepada FC Luzern (dari 27 laga). Kurniawan pun berstatus pemain Indonesia pertama yang mencetak gol di salah satu Aliansi teratas di Eropa.

Catatan mentereng menjadi modalnya Kepada menjelajah dunia kepelatihan. Mentalitas menyerang diterapkan Kurniawan di setiap kesebelasan yang dibesutnya. Lelaki yang akrab disapa “Si Kurus” mulai menapaki pekerjaan sebagai Instruktur pada tahun 2013 dengan menangani tim akademi Chelsea di Jakarta.

Cek Artikel:  AS Roma Berminat Permanenkan Romelu Lukaku dari Chelsea

Kemudian dia menjadi asisten Instruktur Borneo FC (2017-2018) sebelum diangkat menjadi asisten Instruktur timnas senior (2018) dan skuad U-22/U-23 Indonesia pada tahun berikutnya. Di timnas U-22, Kurniawan turut membawa skuadnya meraih medali perak SEA Games 2019, Filipina, lantaran kalah tiga gol tanpa balas dari Vietnam.

Setelah itu, nasib membawanya ke Malaysia Kepada melatih tim Sabah yang berkompetisi di Aliansi Super Malaysia pada tahun 2019-2021. Pada tahun 2021, Kurniawan menjadi pembicaraan di tanah air lantaran berhasil menembus klub Aliansi Italia Como 1907 Kepada menjadi asisten Instruktur.

Di Como, berdasarkan laman Transfermarkt, Kurniawan lebih banyak membantu tim akademi dan Hanya sembilan kali mendampingi Instruktur kepala Cesc Fabregas dalam pertandingan.

Di sela-sela tugasnya di Como, Kurniawan dipanggil kembali ke timnas U-22 Indonesia pada tahun 2023 dan sukses mengantarkan anak-anak asuhnya merebut medali emas SEA Games 2023. Kurniawan turut membantu timnas U-24 Indonesia ke 16 besar Asian Games 2023.

Setelah mengabdi di Como 1907, Kurniawan Tengah-Tengah diminta Kepada membantu Indra Sjafri, kali ini di timnas U-20 Indonesia.

Berharap tajam

Kedatangan Kurniawan di timnas U-20 mengulangi komposisi tim kepelatihan timnas U-22 ketika menjadi yang terbaik di SEA Games 2023. Di tim tersebut, Indra Sjafri merupakan Instruktur kepala. Dia ditemani empat asisten yang semuanya berhak menyandang status legendaris di persepakbolaan Indonesia yakni Kurniawan Dwi Yulianto, Eko Purdjianto, Bima Sakti dan Sahari Gultom.

Cek Artikel:  Pujian Mikel Arteta Buat Kemampuan dan Kontribusi Eddie Nketiah

Susunan Instruktur itu Dapat dikatakan lengkap lantaran Kurniawan dahulu Terdapat penyerang ternama, sementara Eko dikenal dengan bek Handal semasa aktif bermain, Bima Sakti sebelumnya gelandang dan kapten timnas Indonesia serta Sahari Gultom seorang kiper yang namanya tenar pada era 2000-an.

Kurniawan Dwi Yulianto memberikan Dampak signifikan ketika bertugas di timnas. Ketika merebut emas SEA Games 2023, misalnya, skuad timnas U-22 Indonesia tampil sangat produktif dengan total Membangun 21 gol dari fase grup hingga final. Dua pemain Indonesia yakni Muhammad Ramadhan Sananta dan Muhammad Fajar Fatur Rahman pun dinobatkan sebagai pemain tersubur di SEA Games 2023 setelah masing-masing Membangun lima gol ke gawang Rival.

Ketajaman itu diharapkan Dapat terulang ketika timnas U-20 berjuang di Piala Asia U-20 AFC 2025 di China pada 12 Februari-1 Maret.

Kalau Indra Sjafri khawatir dengan penyelesaian akhir skuadnya itu dapat dimaklumi. Berkaca dari turnamen persahabatan Sendiri U-20 Challenge Series 2025 pada akhir Januari 2025 di Jawa Timur, Indonesia Kagak dapat mencetak gol Ketika menghadapi Yordania dan Suriah.

Skuad U-20 Indonesia baru menjebol gawang Rival kala berhadapan dengan India di laga pamungkas dan berhasil menang 4-0. Secara taktik, Kurniawan dan Indra memang “jodoh”. Kurniawan, ketika menjadi Instruktur kepala di klub Sabah FC, kerap menggunakan Susunan 4-3-3 atau 4-2-3-1.

Dengan Susunan itu, Kurniawan memanfaatkan lebar lapangan Kepada membongkar pertahanan Rival. Oleh Karena itu, pemain-pemain Segera di sisi kiri dan kanan mutlak diperlukan. Indra Sjafri juga demikian. Juru taktik asal Sumatra Barat itu nyaris selalu menurunkan pemain sayap menyerang di depan yang bergerak aktif dari sisi area permainan dengan Susunan 3-4-3 atau 4-3-3.

Cek Artikel:  Link Live Streaming Final Piala Super Spanyol Real Madrid vs Barcelona

Dengan kemiripan visi itu, Indra dan Kurniawan lebih mudah dalam beradaptasi satu sama lain. Hal itu Krusial karena PSSI menetapkan Sasaran menantang kepada skuad timnas U-20 yakni lolos ke perempat final Piala Asia U-20 2025. Kepada mewujudkannya, Indonesia terlebih dahulu harus melaju dari Grup C yang dihuni tiga tim lain Ialah Uzbekistan, Iran dan Yaman.

Piala Asia U-20 2025 diikuti 16 negara yang dibagi dalam empat grup. Artinya, Indonesia mesti menduduki setidak-tidaknya peringkat kedua terbaik di Grup C Kepada melaju ke delapan besar. Indonesia sudah berpartisipasi 19 kali di Piala Asia U-20 sejak turnamen tersebut digelar mulai tahun 1959. Menjadi Pemenang adalah prestasi terbaik skuad belia “Garuda” di kompetisi itu, yang diraih dua tahun setelah Penyelenggaraan perdananya.

Setelah itu, Indonesia pernah menduduki peringkat kedua turnamen (1967, 1970), peringkat ketiga (1962) dan semifinalis pada tahun 1960. Sementara pada 25 tahun terakhir, pencapaian tertinggi Indoneia di Piala Asia U-20 adalah lolos ke perempat final pada edisi tahun 2018.

Ketika itu, Indonesia yang menjadi tuan rumah juga dilatih oleh Indra Sjafri. Di delapan besar, Indonesia dikalahkan Jepang 0-2. Kagak Terdapat yang mudah dalam perjuangan. Yang menjadi soal, bagaimana kita Dapat menyusun rencana dan strategi Kepada menyingkirkan Segala rintangan. Ini berlaku pula Kepada timnas U-20 di Piala Asia U-20 2025.

Bagi PSSI, satu dari sekian banyak strategi itu adalah mendatangkan kembali Kurniawan Dwi Yulianto ke jajaran staf Instruktur timnas U-20. Sebuah kebijakan yang perlu diapresiasi dan ditunggu dampaknya.

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai