SEBUAH studi baru menemukan pentingnya humor dalam mengasuh anak. Anak-anak mungkin membenci sebuah lelucon yang basi, namun lelucon buruk yang sama mungkin menjadi kunci untuk membuat mereka selamanya mencintai Anda sebagai orang tua.
Sebuah studi baru yang menarik, baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal PLOS One, yang menunjukkan bahwa penggunaan humor dalam pola asuh mungkin memiliki dampak yang lebih besar daripada yang kita sadari.
Para penulis studi percontohan ini menemukan bahwa meskipun terdapat banyak penelitian tentang bagaimana orangtua dapat menggunakan permainan dalam upaya mengasuh anak, sedikit yang mengetahui informasi, khususnya tentang humor.
Baca juga : Hindari Kekerasan Seksual di Kampus, Kemendikbud Tekankan Pola Asuh Orang Sepuh
Oleh karena itu, mereka bertanya kepada beberapa responden dewasa tentang bagaimana orang tua mereka menggunakan humor di rumah dan bagaimana mereka memandang pengalaman masa kecil itu bertahun-tahun kemudian.
Hasilnya sangat menentukan. Orang tua yang humoris dipandang secara positif, memiliki hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, dan dipandang sebagai orangtua yang lebih baik dan lebih efektif.
Krusial untuk dicatat bahwa penelitian ini hanyalah permulaan. Penelitian ini tidak melibatkan kelompok responden yang besar atau beragam (kebanyakan adalah laki-laki berkulit putih) dan mengandalkan laporan diri sendiri selama bertahun-tahun setelah kejadian.
Baca juga : Studi HCC: 7 dari 10 Ibu di Indonesia Alami Mom Shaming
Tetapi, temuan ini menawarkan perspektif positif dan penuh harapan dalam mengasuh anak. Selain memasak, mencuci pakaian tanpa henti, dan hal-hal kecil seperti menjadi orang baik dan menjadi panutan, meluangkan waktu untuk membuat anak-anak tertawa selalu merupakan tugas yang penting.
Mengapa Humor Merupakan Alat Krusial dalam Mengasuh Anak
Sebagai sebuah keluarga, tertawa bersama memang menyenangkan, namun para peneliti secara khusus tertarik pada humor sebagai alat dan bagaimana humor dapat digunakan dalam situasi mengasuh anak sehari-hari.
“Secara khusus, humor dapat mendorong terjadinya frameshift (yaitu perubahan perspektif) yang mengubah cara kita menafsirkan suatu peristiwa atau respons, dan dengan demikian membuka peluang baru bagi anak-anak dan orang tua,” kata studi tersebut.
Baca juga : Pola Asuh Pengaruhi Perilaku Invasif Anak
Dengan kata lain, humor dapat mengubah situasi yang mengarah pada konflik dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh strategi pengasuhan lainnya.
Salah satu contoh dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa jika segala upaya meredam amarah anak tidak berhasil, orangtua bisa mencoba melepaskan amarahnya sendiri dengan cara yang menyenangkan. Hal ini dapat membuat anak mereka tertawa dan merasa lebih baik, dengan manfaat tambahan, yaitu membantu mencegah orang tua menjadi frustrasi.
Hal ini juga dapat memberikan efek yang bertahan lama. Reena Patel, LEP, BCBA, seorang psikolog kesehatan dan pakar parenting, mengatakan “Belajar cara bercanda dalam situasi yang menegangkan dengan melihat Anda adalah keterampilan yang sangat bermanfaat bagi anak-anak.”
Baca juga : Gentle Parenting Bantu Bangun Kepribadian Anak Generasi Alfa
“Hal ini benar-benar dapat membantu perspektif anak-anak dan membantu mereka melihat sesuatu dari sudut pandang yang positif,” tambahnya.
Tips Mudah Menambahkan Humor dalam Pola Asuh Anak
Tetapi, bagaimana jika bersikap konyol dengan anak-anak ternyata tidak semudah itu bagi orang tua? Bagaimana jika ternyata tidak lucu?
Patel mengatakan bahwa bermain seringkali membuat cukup dekat, bahkan jika itu benar-benar baru (pemula) dalam bermain komedi. “Bersikaplah setara dengan anak Anda dan nikmati saja waktu Anda bersamanya,” katanya. “Tertawa akan muncul saat Anda bermain dan menikmati waktu bersama.”
Langkah mudah lainnya adalah membuat mereka menertawakan Anda. Teori humor yang populer adalah mempermainkan ketidakseimbangan kekuasaan dan superioritas.
Jadi, apa pun yang dapat Anda lakukan untuk membuat diri Anda terlihat konyol dan membalikkan kesenjangan itu, pasti akan memberikan tawa. Letakkan sesuatu yang konyol di kepala Anda, berpura-pura membenturkan kepala Anda ke dinding. Ini kelihatannya sangat mudah tapi tidak pernah gagal!
Dan pastikan untuk tidak bertindak berlebihan. Serta ingatlah bahwa komedian hanyalah salah satu dari sekian banyak peran yang harus dimainkan oleh orangtua, selain guru, pendisiplin, teman, konselor, dan banyak lagi. Sangat penting bagi anak-anak Anda untuk melihat bagaimana Anda menjadi contoh dalam menjalankan peran-peran yang berbeda tersebut.
“Hal ini juga akan membantu anak Anda memahami kapan saatnya untuk bersikap serius dan kapan saatnya untuk bersikap lucu dan konyol,” kata Patel.
Sebagai orangtua, kitq punya banyak hal yang harus dilakukan, dan kita hampir selalu merasa seperti kita tidak bisa melakukan apa pun. Senang rasanya diingatkan bahwa, jika kita bisa membuat anak-anak kita tertawa, setidaknya kita melakukan satu hal besar dengan benar. (Z-10)