
POLISI mengungkap kronologi penangkapan musisi Fariz RM yang kembali terjerat kasus narkoba. Informasi yang didapat polisi soal Fariz RM memakai narkoba jenis ganja dan sabu dari keterangan sopirnya yang bekerja selama 2020-2021 dengan inisial ADK, 42.
Penangkapan terhadap Fariz RM bermula Demi polisi melakukan penyelidikan kasus narkoba dengan menangkap ADK di Jalan Sunter Kemayoran pada Senin (17/2). Polisi langsung memeriksa ADK yang dalam pengakuannya sebagai mantan sopir Fariz RM. Pengakuan ADK, Fariz RM memesan narkoba jenis ganja.
“Setelah ADK dimintai keterangan, kita mendapatkan informasi satu orang yang diduga memesan barang yang didapat di ADK Merukapan inisial FRM,” kata Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi seperti dikutip Antara, Rabu (19/2).
Keterangan itu langsung ditindaklanjuti. Polisi menangkap Fariz RM pada Selasa (18/2). Barang bukti yang disita dari penangkapan Fariz RM Merukapan narkoba jenis ganja dan sabu.
“Setelah kami mendapatkan titik terang inisial FRM yang diduga memesan barang yang Terdapat dari ADK, maka diamankan di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.
Fariz RM disangkakan pasal 114 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman paling singkat 5 tahun dan paling lelet 20 tahun.
Fariz RM Kagak pernah jera berurusan dengan hukum terkait kasus narkoba. Dia sudah empat kali ditangkap polisi dengan kasus yang sama.
Meski sudah menjalani rehabilitasi Demi proses hukum sebelumnya, bahkan sempat menyiksa diri atau sakau Demi di dalam tahanan, Fariz RM belum juga keluar dari jeratan narkoba.
Jejak kasus narkoba Fariz RM
1. Ditangkap pertama 2007
Fariz ditangkap polisi pada 28 Oktober 2007 setelah terjaring dalam sebuah razia di Jakarta. Ditemukan barang bukti 1,5 linting ganja seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok yang dibawa pencipta Musik ‘Sakura’ tersebut.
Pada 10 Oktober 2008, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Fariz RM dengan 8 bulan penjara. Hukuman itu lebih ringan dari tuntutan jaksa, satu tahun penjara serta denda Rp2 juta.
Hakim meringankan putusan dengan pertimbangan sikap dan kelakuan Fariz RM selama dalam persidangan.
2. Kasus kedua pada 2015, Fariz RM Ditangkap Demi Isap Ganja
Fariz RM kembali ditangkap polisi pada 6 Januari 2015. Dia ditangkap Demi sedang bermain gitar Sembari mengisap ganja di rumahnya di Jalan Camar 11, Blok BE Nomor 4, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.
Harian Media Indonesia edisi 7 Januari 2015 menulis penangkapan berlangsung Sekeliling pukul 02.00 WIB itu, Fariz sedang sendirian di ruang tengah rumahnya. Penangkapan yang dilakukan sehari setelah pelantun Musik Barcelona tersebut berulang tahun ke-56 itu dilakukan setelah polisi mendapat laporan dari masyarakat.
Polisi menemukan satu paket heroin di saku sebelah kanan, ganja yang sedang dipakai, alat isap sabu, aluminium foil, cangklong sabu, dan korek api.
Pada 6 Mei 2015, Fariz RM divonis 8 bulan penjara. Putusan tersebut lebih rendah daripada tuntutan Jaksa, yang menuntut 10 bulan penjara.
Sebelum putusan vonis, Fariz RM sempat menjalani rehabilitasi sebuah panti rehabilitasi di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Keputusan diambil lantaran Fariz RM kedapatan sedang menyiksa diri.
“Tersangka sakau. Dalam bahasa medis Terdapat situasi menderita sakit. Kepada menghindari hal-hal yang dilakukan seperti pemukulan kepala, tentunya kita melakukan pencegahan sehingga kita masukkan rumah sakit Kepada rehabilitasi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul Demi itu pada 8 Januari 2015.
3. Kasus Ketiga pada 2018
Fariz RM kembali berurusan dengan karena masalah yang sama , narkoba. Fariz ditangkap 24 Agustus pada pukul 09.45 WIB di kediamannnya di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Polisi menyita barang bukti 2 paket plastik klip sabu, 9 butir alprazolan, 2 butir dumolid, dan alat hisap sabu.
Fariz bahkan sempat kembali menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, meskipun proses hukumnya tetap berjalan.
Majelis hakim menjatuhkan vonis pidana penjara selama 1 tahun pada 2 Mei 2019. (P-4)