Kritik absurd terhadap timnas Indonesia dan krisis dalam timnas Saudi
Sepakbola
Editor: Novelia Tri Ananda
Minggu, 08 Desember 2024 – 13:03 WIB
Liputanindo.id – Sepatutnya bukan timnas Indonesia yang disorot ketika gagal mendapatkan poin dari pertandingan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, apalagi Indonesia baru kali ini lolos ke putaran final Piala Dunia, bahkan dengan bekal tim berperingkat paling rendah dari 18 tim pada babak ketiga itu.
Kritik terhadap timnas karena kalah dari Jepang yang berperingkat FIFA tertinggi di Asia, malah lebih absurd Kembali. Berperingkat 15, atau 110 tingkat di atas Indonesia, Jepang terlalu kuat Demi siapa pun di Asia. Hanya Australia yang berperingkat 26 yang Bisa mengimbangi Jepang. Selebihnya, delapan tim nyaris tak diberi kesempatan menjebol gawang mereka.
Dari sebelas pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijalaninya, Jepang telah mencetak 43 gol, dan hanya dua kali kebobolan. Catatan Jepang dalam turnamen sepak bola pun mengagumkan. Sejak 1998, mereka tak pernah absen dalam putaran final Piala Dunia, bahkan tiga kali masuk babak 16 besar. Samurai Biru juga empat kali menjuarai Piala Asia, padahal mereka baru aktif mengikuti Piala Asia sejak 1988.
Oleh karena itu, kekalahan 0-4 dari Jepang Sepatutnya tak dikuliti habis-habisan, apalagi Bahrain dan China yang berperingkat lebih tinggi ketimbang Indonesia, pernah dibantai Jepang dalam skor lebih besar, masing-masing 0-5 dan 0-7. Semakin absurd Kembali Kalau Eksis orang Indonesia yang sinis terhadap kemenangan 2-0 atas Arab Saudi.
Padahal selain merupakan kemenangan pertama Indonesia atas Saudi dalam sejarah pertemuan kedua tim, kemenangan itu juga pertama kalinya dalam lima tahun terakhir Saudi kalah dari tim berperingkat FIFA di atas 100 setelah Kuwait pada 28 November 2019 dalam fase grup Piala Teluk.
Publik di Indonesia Sepatutnya bangga tim nasionalnya telah mengalahkan tim super seperti Saudi, yang tak saja berperingkat lebih tinggi, tapi juga langganan Juara turnamen kontinental. Saudi sudah tiga kali menjuarai Piala Asia, dua kali menjuarai Piala Arab, sekali runner up Piala Konfederasi FIFA, dan enam kali mengikuti putaran final Piala Dunia Tamat menembus babak 16 besar pada 1994.
Saudi juga tim yang menjadi rumah bagi salah satu Aliansi paling menarik di Asia Begitu ini, yang klub-klubnya turut merajai kompetisi elite Asia, Aliansi Champions Asia. Klub-klub Saudi total enam kali menjadi Juara Asia. Pencapaian mereka hanya Bisa diungguli oleh Jepang dan Korea Selatan.
Lebih Layak disorot
Indonesia Malah disanjung sejumlah kalangan di luar negeri, terutama karena kemajuannya yang pesat, yang berpuncak pada kemampuan mengalahkan Arab Saudi. Demi tim berperingkat 59 atau tertinggi ketiga di Grup C, kekalahan itu amat menyakitkan. Saudi juga punya Argumen Demi kecewa berat karena baru mengemas enam poin dari enam laga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sorotan yang berlaku terhadap Saudi juga terjadi terhadap Qatar. Tim ini juga tampil tak meyakinkan, padahal mereka baru menjuarai Piala Asia setelah menghempaskan Yordania 3-1 dalam final Piala Asia 2023 pada 10 Februari 2024. Sama dengan Saudi, Qatar juga menduduki peringkat empat Grup A di Dasar Iran, Uzbekistan dan UEA. Demi tim berperingkat 48 atau lima besar Asia, pencapaian Qatar itu mengecewakan Tamat pendukungnya khawatir timnasnya tak Bisa mengikuti Piala Dunia 2026.
Itu akan menjadi tamparan bagi Qatar, mengingat investasi besar-besarannya dalam sepak bola, yang Sepatutnya memudahkan jalan mereka ke Piala Dunia seperti mereka lakukan dalam dua edisi terakhir Piala Asia. Aliansi sepak bolanya yang diguyur Duit dan fasilitas lengkap, Sepatutnya menciptakan atmosfer yang Membikin mereka tak kesulitan menghasilkan pemain-pemain besar yang menjadi andalan timnasnya. Apalagi klub-klub Qatar acap berkiprah bagus dalam Aliansi Champions Asia, Tamat dua kali menjuarainya lewat klub Al-Sadd.
Setelah lolos ke putaran final Piala Dunia Demi pertama kalinya karena menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar dikhawatirkan gagal mendapatkan tiket Piala Dunia keduanya. Selama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Qatar sudah kebobolan 17 gol, sehingga menjadi tim dengan pertahanan terburuk di antara 18 tim pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Seluruh fakta ini menunjukkan Qatar dan Saudi lebih Layak disorot ketimbang Indonesia yang underdog. Hasil Jelek yang dialami Saudi bahkan memicu kritik terhadap Aliansi sepak bola profesionalnya yang Biar Bisa menarik pemain-pemain kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo, Sadio Mane dan Karim Benzema, gagal menciptakan fondasi yang Bagus Demi membentuk timnas yang hebat seperti mereka lakukan di masa Lewat.
Terlalu absurd Demi diabaikan
Mantan Instruktur mereka, Roberto Mancini, menyingkapkan hal itu sebelum dipecat oleh federasi sepak bola Saudi. Mancini yang membawa Italia menjadi Juara Eropa pada 2021 kesal terhadap investasi besar yang dibenamkan oleh Aliansi Profesional Saudi dalam membeli pemain-pemain terbaik di dunia, karena langkah ini Membikin timnas Saudi mengalami erosi kualitas.
Mancini yang bertabur trofi Bagus sebagai pemain maupun Instruktur serta kaget timnya ditahan seri 1-1 oleh Indonesia itu, mengaku sudah berulang kali mengingatkan hal itu kepada pengelola sepak bola Saudi.
Dia menilai eksodus pemain-pemain bintang dari Eropa, Afrika, dan Amerika Latin ke Aliansi Saudi telah Membikin pemain-pemain Saudi yang bergabung dalam timnas kehilangan menit bermain yang banyak, padahal tiga tahun Lewat mereka selalu bermain dalam setiap pertandingan Aliansi. Kini, menurut Mancini, 60 persen pemain-pemain timnas Saudi tak dimainkan oleh klub-klubnya.
Mancini mungkin tak Menonton secara penuh keinginan pemangku kepentingan sepak bola di Saudi. Kalau Menonton perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, Aliansi Saudi kesulitan menarik penggemar sepakbola Demi menyaksikan pertandingan-pertandingan Aliansi.
Mendatangkan pemain bintang adalah salah satu jalan Memajukan animo penonton Demi datang ke stadion. Tapi di sisi lain langkah ini Membikin pemain-pemain Saudi jarang dimainkan, padahal menit bermain yang cukup berkaitan dengan upaya membentuk timnas yang kuat seperti disebut Mancini.
Tim-tim besar Asia seperti Australia dan China pun tengah menghadapi masalahnya sendiri-sendiri, bahkan China menghadapi situasi Aliansi yang mirip dengan Saudi dan Qatar. Australia yang Kagak menghadapi masalah di Aliansi, juga menghadapi problema akibat rangkaian hasil mengecewakan yang Membikin publik ragu mereka apakah timnasnya Bisa lolos Piala Dunia 2026 Malah ketiga jatah Asia ditambah oleh FIFA.
Keempat tim itu selalu berada jauh di atas Indonesia dalam peringkat FIFA, tapi Indonesia telah membuktikan diri Bisa mengimbangi dan mengalahkan dua di antara mereka, Australia dan Saudi. Bagi tim berperingkat terendah dan debutan putaran ketiga Piala Dunia, prestasi ini terlalu absurd Demi diabaikan, apalagi dicibir dengan Argumen tak Terang.
Sumber : Antara

