Liputanindo.id JAKARTA – Presiden Joko Widodo minta perbankan Buat Lanjut mempermudah pembiayaan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar UMKM Pandai naik kelas.
“Yang selalu saya dorong, yang berkaitan dengan pembiayaan UMKM harus dipermudah, karena kalau kita Memperhatikan penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit,” kata Jokowi pada Pembukaan UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 Crafting Dunia Connection di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/12).
Jokowi mengatakan penyaluran kredit UMKM oleh bank Badan Usaha Punya Negara (BUMN) paling besar dilakukan Bank Rakyat Indonesia (BRI), yakni sebanyak 83% dari total penyaluran kredit seluruh bank BUMN ke UMKM.
“Memang UMKM ini yang pegang memang Dekat Seluruh dipegang BRI, bank yang lain nggak diberi Kesempatan,” tambah Jokowi.
Meski demikian, lanjutnya, kredit perbankan nasional di UMKM baru sebesar 21%dari total kredit. Bilangan itu Lagi jauh dibandingkan China dan Jepang yang sebanyak 65%, dan India yang mencapai 50%.
Jokowi pun meminta agar Kementerian BUMN Berbarengan dengan otoritas terkait Buat memperbaiki regulasi guna mempermudah UMKM memperoleh kredit atau pembiayaan.
“Menteri BUMN, mungkin juga nanti dengan BI dan OJK, ini regulasinya yang harus diperbaiki. Karena Tak Seluruh UMKM kita itu Mempunyai aset Garansi, Mempunyai kolateral, sehingga prospek itu juga harus dilihat. Jangan hanya Memperhatikan agunannya mana, agunannya mana, dilihat juga dong prospeknya. Enggak punya Garansi tapi prospeknya bagus mestinya juga Pandai diberikan kredit,” kata Presiden.
Kepala Negara pun menyampaikan apresiasi kepada para pelaku dan Kawan UMKM yang telah menjadi penopang ekonomi nasional sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Kita Paham PDB ekonomi kita 61% didukung oleh UMKM, usaha-usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah. Dan 97% yang berkaitan dengan tenaga kerja, itu juga penyerapannya oleh usaha-usaha UMKM. Ini yang Krusial,” katanya.
Presiden juga menekankan pentingnya UMKM Buat masuk ke dalam ekosistem digital sehingga dapat menguasai Bagus pasar lokal maupun pasar ekspor dan pasar Dunia.
“Kalau kita lihat memang Lagi belum besar ekspor produk UMKM baru 15,7%, Lagi di Dasar Singapura itu 41%, Thailand itu 29%, ini yang menjadi pekerjaan besar kita.,” tegasnya.
Presiden juga meminta agar UMKM dapat selalu mengikuti selera permintaan pasar dan menyesuaikan dengan tren yang Terdapat.
“Dilihat demand-nya, Memperhatikan juga tren pasar, Memperhatikan selera pasar itu seperti apa. Urusan Rona, urusan desain, urusan packaging, selalu harus diperbaiki. Setiap tahun harus selalu diperbaiki agar produk-produk kita tetap up to date dan Pandai memenuhi selera pasar yang Terdapat,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir dalam laporannya menyampaikan bahwa menjaga dan merawat UMKM merupakan bukti Konkret Pemerintah hadir dan kerja Konkret Buat masyarakat Indonesia.
Erick mengatakan Presiden Jokowi pada empat tahun Lewat juga hadir di acara serupa.
Kala itu, Jokowi mendorong bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Punya Negara (Himbara) Buat membangun ekosistem UMKM, di mana Terdapat pendanaan, akses pasar, dan pendampingan.
“Pada tahun 2019, kami sudah berhasil mendorong 700 UMKM. Kami laporkan, kami di BUMN dan Himbara hari ini sudah melakukan dorongan kepada 30 juta UMKM masuk sistem digital. Melalui akses pembiayaan bank Himbara, kami sudah menyalurkan pembiayaan 1.600 triliun Tiba September 2023,” kata Erick.
Dia mengatakan mayoritas pembiayaan UMKM, yakni 83 persen, dilakukan BRI.
“Tetapi kami tentu berharap dan mendorong bank Himbara lain Buat meningkatkan,” tambahnya.
Sedangkan terkait akses pasar, Erick mengatakan pihaknya Ingin memastikan UMKM Mempunyai akses dan kualitas Bagus Buat bermain di level Dunia.(HAP)
Baca Juga:
Jokowi: Saya Senang BNI Bangun Perbankan Digital di IKN
Baca Juga:
KPU Tegaskan Tak Akan Ubah Format Debat Capres-Cawapres