KOMISI Pemilihan Lazim (KPU) RI telah memetakan titik-titik rawan bencana agar distribusi logistik Pilkada Serentak 2024 Kondusif dan Fasih. Begitupun dengan daerah-daerah kepulauan, distribusi logistik menggunakan speedboat dan kapal laut.
“Ini sudah kami lakukan pemetaan jalur distribusinya karena distribusi ini kan juga berjenjang, dari KPU kemudian ke PPK di kecamatan, kemudian ke PPS di tingkat desa-kelurahan, kemudian H-1 PPS mengirim ke seluruh TPS,” kata Personil KPU RI Yulianto Sudrajat kepada wartawan di KPU Kota Batu, Jawa Timur, dikutip Minggu (10/11).
Sudrajat menjelaskan, KPU menggunakan moda transportasi darat, laut, hingga udara Demi memastikan pendistribusian logistik Pilkada Serentak 2024 tiba Tiba tempat tujuan sebelum hari pemungutan Bunyi pada 27 November 2024.
“Kemudian yang terpencil, yang jauh-jauh juga bekerja sama dengan TNI, dengan Polri, Kementerian Perhubungan yang mempunyai armada yang sangat Unggul,” ujarnya.
Yulianto mencontohkan Demi daerah-daerah seperti Papua, KPU membutuhkan helikopter Demi mendistribusikan logistik. Begitupun dengan daerah-daerah kepulauan, distribusi logistik menggunakan speedboat dan kapal laut.
“Demi menembus daerah-daerah pedalaman, kami kadang di Papua butuh helikopter, di daerah-daerah kepulauan kami butuh speedboat, itu sudah terlaksana juga waktu pemilu serentak 2024,” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, KPU RI memastikan pengurusan logistik Demi Pilkada Serentak 2024 telah rampung hingga 99 persen. Logistik tersebut mencakup pengiriman surat Bunyi, bilik, tinta, dan lainnya.
“Secara Lazim sudah di atas 99 persen, hanya beberapa titik saja yang soal surat Bunyi. Karena kan cetakannya belum seluruhnya, tapi sebagian besar sudah Sekalian. Kalau Demi kotak, kemudian tinta segala Ragam sudah 100 persen Sekalian,” kata Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (9/11).
Menurut Afif, tentu targetnya pada hari H pencoblosan Pilkada Serentak seluruh logistik telah Tiba ke Letak masing-masing. Sejumlah proses pun harus dilalui, mulai dari pengepakan hingga pembagian di tiap Tempat Pemungutan Bunyi (TPS) yang seluruhnya telah disimulasikan.
“Makanya daerah-daerah terjauh, terluar, yang butuh Kekuatan dan usaha lebih karena jarak dan seterusnya, itu kita prioritaskan Demi misalnya dicetak lebih awal, sehingga kemarin Eksis daerah yang katakanlah, Papua Tengah, itu sudah 100 persen dicetak, kemudian Eksis calon wakilnya yang meninggal sehingga Eksis perbaruan surat Bunyi, padahal itu kita dulukan karena daerahnya jauh,” ujarnya. (Fik/I-2)
