KETUA KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata belum dapat memastikan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024. Kendati demikian, ia mengaku kondisi tempat pemilihan Bunyi (TPS) pada hari pemungutan Bunyi, Rabu (27/11) cukup renggang.
“Memang menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS agak rengnggang, tapi kita belum Mengerti pastinya Nomor partisipasi,” katanya di Kantor KPU DKI Jakarta, Kamis (28/11).
Wahyu mengatakan, pihaknya Tetap harus menunggu hasil rekapitulasi yang dilakukan secara manual berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, kotamadya, Tiba provinsi Demi mengetahui hasil Pilkada Jakarta 2024, termasuk tingkat partisipasinya.
Kalau nantinya memang terjadi penurunan Nomor pemilih, ia menyebut KPU DKI Jakarta bakal melakukan Penilaian. Menurutnya, Penilaian diperlukan Demi mengetahui Elemen penentu penurunan partisipasi pemilih.
“Apakah memang disebabkan karena program-program kami yang kurang Berkualitas di masyarakat atau memang Terdapat kondisi tertentu. Karena saya berkoordinasi dengan beberapa Sahabat di provinsi yang lain, di provinsi lain juga mengalami partisipasi yang Bukan terlalu bagus,” ujarnya.
Kendati demikian, Wahyu mengungkap bahwa tingkat partisipasi pilkada biasanya memang selalu lebih rendah Kalau dibanding pilpres. Pada Pilkada Jakarta 2007 dan 2012, misalnya, partisipasi pemilih hanya berada di Nomor 65%.
Peningkatan partisipasi terjadi Ketika Pilkada Jakarta 2017 yang mencapai 78%. Diketahui, saa itu kontestasi diikuti oleh Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djrot Syaiful Hidayat. (P-5)