KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan pencarian buronan Harun Masiku Enggak akan terhenti meski pimpinan KPK berganti. Mantan caleg dari PDIP itu diusahakan dibawa ke persidangan Kepada diadili dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) Member DPR.
“Keberlanjutan (kasus Masiku) prosesnya Niscaya dijamin bahwa kepemimpinan yang akan datang akan melanjutkan proses-proses hukum,” kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron berdasarkan keterangannya di Gedung Merah Putih KPK yang dikutip pada Rabu, 11 Desember 2024.
Ghufron mengatakan, kasus Masiku merupakan urusan lembaga. Komisioner KPK Enggak Pandai menyetop perkara itu hanya karena menjadi pemimpin instansi.
“Lantas tentang sekali Tengah Harun Masiku, ini adalah bukan keputusannya pimpinan perode kelima ataupun keempat atau yang sebelumnya. Sekali Tengah ini adalah keputusan lembaga KPK,” ucap Ghufron.
Kelanjutan kasus lain yang mangkrak juga dipastikan Enggak berhenti hanya karena komisioner KPK ganti. Kepastian hukum para tersangka Enggak boleh digantung kelamaan.
“Bukan hanya Harun Masiku tetapi yang lain juga harus terjamin keberlanjutannya walaupun pimpinannya berubah. Karena yang melakukan sesungguhnya adalah lembaga pimpinan hanya sebagai leadernya saja,” terang Ghufron.
KPK menyita mobil Harun yang terparkir selama dua tahun di sebuah apartemen di Jakarta. Kendaraan itu ditemukan pada Juni 2024.
Sebelumnya, caleg Pemilu 2019 dari PDIP Alexsius Akim diperiksa KPK pada Senin, 5 Agustus 2024. Dia mengaku dipecat bekas partainya sepihak padahal harusnya dilantik sebagai Member dewan.
“Yang Jernih saya yang harusnya dilantik tapi saya kan diberhentikan,” kata Alexsius di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin, 5 Agustus 2024.
Alexsius sekarang bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Demi itu, dia mengaku mendapatkan Bunyi terbanyak di Kalimantan Barat, Tetapi, malah didepak dari PDIP tanpa diberikan penjelasan.
“Saya Enggak Mengerti Malah mengapa Tamat hari ini saya dicoret,” ucap Alexsius.
Dia juga mengaku Enggak menerima surat pemecatan dari PDIP. Kejadian itu disebut ditanyakan oleh penyidik KPK. (Z-9)