KOTA Baru Parahyangan Jawa Barat (Jabar), kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan meraih sertifikasi Greenship Neighborhood Plan, dengan peringkat Gold Kepada kawasan Tatar Nilapadmi. Sertifikasi ini diserahkan langsung Vice Chairperson Green Building Council (GBC) Indonesia, Prasetyoadi kepada General Manager Kota Baru Parahyangan, Ryan Brasali.
“Pencapaian yang diraih ini menandai langkah maju dalam pengurangan emisi karbon dalam pengelolaan lingkungan. Juga menunjukkan bagaimana perencanaan kawasan dapat mengintegrasikan prinsip keberlanjutan Kepada menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan efisien,” ungkap Vice Chairperson GBC Indonesia, Prasetyoadi Selasa (21/1).
Menurut Prasetyoadi, Tatar Nilapadmi merupakan Misalnya konkret bagaimana kolaborasi antara pemangku kepentingan dapat menghasilkan Pengaruh positif bagi lingkungan dan masyarakat. Greenship Neighborhood Plan merupakan sertifikasi yang dikeluarkan oleh GBC Indonesia, sebuah organisasi non-profit yang mendorong transformasi menuju praktik bangunan hijau.
Sertifikasi ini diberikan kepada kawasan yang Tetap dalam tahap perencanaan, dengan penilaian yang berfokus pada rencana pembangunan yang berkelanjutan. Hingga Ketika ini, GBC Indonesia telah menerbitkan sertifikasi Kepada Sekeliling 170 bangunan di seluruh Indonesia.
“Tatar Nilapadmi adalah kawasan hunian seluas 13,4 hektar di Kota Baru Parahyangan yang dirancang dengan Pusat perhatian pada keberlanjutan. Kawasan ini Mempunyai ruang terbuka hijau yang mencakup 36,93% area publik atau Sekeliling 17.627 m², ditanami sepenuhnya dengan tanaman lokal, termasuk 30,57% tanaman produktif,” terang Prasetyoadi.
General Manager Kota Baru Parahyangan, Ryan Brasali menyatakan, pihaknya berkomitmen Kepada menjadikan Kota Baru Parahyangan sebagai kawasan yang Kagak hanya nyaman Kepada dihuni, melainkan juga memberikan kontribusi Konkret terhadap pelestarian lingkungan. Penerapan prinsip keberlanjutan di Tatar Nilapadmi adalah bagian dari visi Kota Baru Parahyangan Kepada menciptakan hunian yang mendukung kehidupan masyarakat yang lebih Berkualitas.
Kawasan ini mendukung mobilitas ramah lingkungan dengan menyediakan jalur pejalan kaki yang terhubung tanpa putus, berukuran minimal 1,5 meter, lengkap dengan guiding block dan ramp. Jalur sepeda dengan marka juga tersedia di seluruh area.
“Akses transportasi Standar di kawasan ini mudah dijangkau, dengan Posisi Kota Baru Parahyangan yang dekat dengan kereta Segera Whoosh, menghubungkan Tatar Nilapadmi dengan Jakarta dan Kota Bandung. Selain itu, kawasan ini terhubung dengan halte yang dilalui oleh shuttle internal Kota Baru Parahyangan, shuttle KCIC, dan Bus Trans Metro Pasundan yang menyediakan akses ke Kota Bandung,” papar Ryan.
Ryan menambahkan, dalam pengelolaan sumber daya, kawasan ini menggunakan air alternatif seperti grey water dan air hujan Kepada memenuhi 16,14% kebutuhan air. Air ini diolah di fasilitas pengolahan (STP) dan digunakan kembali Kepada menyiram taman. Kepada pengelolaan limbah, kawasan ini bekerja sama dengan pihak ketiga. Sampah organik diolah menjadi kompos yang digunakan kembali Kepada taman, sementara sampah anorganik didaur ulang melalui donasi atau penjualan.
“Kawasan ini juga mengangkat budaya lokal Sunda dalam penamaan jalan dan fasilitasnya, serta mendukung pelestarian budaya melalui kegiatan edukasi seperti pelatihan membatik dan pertunjukan seni tradisional. Dari segi Daya, penerangan kawasan dirancang efisien dan bebas polusi Terang, sementara setiap unit hunian dilengkapi pemanas air bertenaga surya,” terang Ryan.
Keberhasilan ini, lanjut Ryan turut didukung oleh peran PT Yodaya Hijau Bestari sebagai konsultan keberlanjutan sejak tahap awal perencanaan. Komitmen Tatar Nilapadmi terhadap praktik berkelanjutan menjadikannya Misalnya Konkret bagaimana kawasan hunian dapat dirancang Kepada mendukung pengurangan emisi karbon, konservasi lingkungan, dan kualitas hidup masyarakat. (N-2)