Korut Punya Banyak Senjata Nuklir, Trump Ingin Pulihkan Rekanan dengan Kim Jong-Un

Donald Trump bermaksud buka kembali Rekanan dengan Kim Jong-un. Foto: Yonhap

Washington: Presiden Amerika Perkumpulan (AS), Donald Trump, pada Kamis 13 Maret 2025 mengungkapkan keinginannya Kepada memulihkan Rekanan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Ia menegaskan bahwa selama masa jabatannya Rekanan tersebut berjalan Bagus dan menyebut Kim sebagai “pemimpin dengan banyak senjata nuklir.”

Pernyataan ini disampaikan Trump Demi konferensi pers di Gedung Putih Serempak Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Mark Rutte. Menanggapi pertanyaan mengenai apakah ia berencana membangun kembali komunikasi dengan Kim, Trump menjawab tegas, “Ya, saya Ingin melakukannya.”

“Saya Mempunyai Rekanan yang sangat Bagus dengan Kim Jong-un dari Korea Utara. Kalau saya Kagak terpilih, dan Hillary (Clinton) yang menang, mungkin kita sudah terlibat perang nuklir dengan Korea Utara,” ujar Trump, menegaskan pandangannya bahwa pendekatannya Bisa meredam ketegangan di Semenanjung Korea.

Rekanan Pribadi dan Tiga Pertemuan Bersejarah

Mengutip dari Korea JoongAng Daily, Jumat 14 Maret 2025, keinginan Trump Kepada melanjutkan komunikasi langsung dengan Kim Jong-un memunculkan spekulasi bahwa ia berniat menghidupkan kembali diplomasi pribadi yang pernah dijalankannya. Selama masa jabatannya, Trump Bersua Kim sebanyak tiga kali di Singapura pada Juni 2018, di Hanoi pada Februari 2019, dan di Area demiliterisasi Panmunjom pada Juni 2019.

Cek Artikel:  Israel Bebaskan 200 Penduduk Palestina di Tengah Gencatan Senjata

Setelah pelantikan jabatan pada Januari Lewat, Trump kembali mengisyaratkan keinginannya Kepada berkomunikasi dengan Kim. Ia bahkan menyebut pemimpin Korea Utara itu sebagai “orang yang cerdas.” Tetapi, Eksis kekhawatiran bahwa Korea Utara kini lebih memilih mempererat Rekanan dengan Rusia Kepada memenuhi kebutuhan pangan, Kekuatan, dan dukungan militer, daripada kembali membuka dialog dengan Washington.

Meskipun demikian, Trump mengklaim bahwa ia Tetap menjaga Rekanan Bagus dengan Kim. 

“Saya Mempunyai Rekanan yang sangat Bagus dengan Kim Jong-un, dan kita akan lihat apa yang akan terjadi,” ujarnya.

Pernyataan tentang Korea Utara sebagai Kekuatan Nuklir

Dalam pernyataannya, Trump secara terbuka menggambarkan Korea Utara sebagai “kekuatan nuklir” sebuah istilah yang selama ini dihindari oleh pejabat Amerika Perkumpulan karena dianggap sebagai pengakuan atas kepemilikan senjata nuklir oleh Pyongyang.

Cek Artikel:  Jusuf Kalla Dukung Bangun Kembali Masjid di Gaza, Penduduk Palestina Sampaikan Terima Kasih

“Kim Jong-un Mempunyai banyak senjata nuklir, banyak sekali,” kata Trump. 

Ia juga membandingkan Korea Utara dengan negara lain yang Mempunyai persenjataan nuklir, termasuk India dan Pakistan.

Klaim Trump atas Keberhasilan Diplomasi di Olimpiade PyeongChang

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengklaim bahwa pendekatan diplomatiknya telah mendorong keberhasilan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korea Selatan, pada Februari 2018.

“Mereka (Korea Utara) meminta pertemuan, dan pertemuan itu Membangun Olimpiade di Korea Selatan menjadi sangat sukses,” ujar Trump.

Menurutnya, sebelum pertemuan tersebut, banyak orang enggan membeli tiket karena takut akan ancaman nuklir dari Korea Utara. 

“Kagak Eksis yang mau membeli tiket karena takut diserang nuklir. Setelah saya Bersua Kim, bukan hanya Olimpiade menjadi sukses besar, tetapi Korea Utara juga ikut serta dalam acara tersebut. Itu adalah pencapaian besar dari pemerintahan Trump,” tambahnya.

Cek Artikel:  Kecam Embargo Israel Soal UNRWA, Lazzarini: Memperdalam Penderitaan Penduduk Palestina

Meski demikian, klaim Trump tersebut menuai keraguan karena pertemuan pertamanya dengan Kim baru berlangsung beberapa bulan setelah Olimpiade berakhir.

Prospek Rekanan AS-Korea Utara di Masa Depan

Pernyataan terbaru Trump memunculkan pertanyaan apakah ia berencana mengadopsi kembali pendekatan diplomasi personal Kalau mencalonkan diri di pemilihan presiden berikutnya.

Sementara itu, Rekanan antara Washington dan Pyongyang Tetap diwarnai ketegangan. Korea Utara Lanjut mengembangkan program nuklir dan rudalnya, sementara AS dan sekutu-sekutunya menegaskan komitmen mereka terhadap keamanan regional dan denuklirisasi penuh.

Meskipun Trump menyatakan keinginannya Kepada kembali membangun komunikasi dengan Kim Jong-un, belum Eksis respons Formal dari pemerintah Korea Utara terkait pernyataan tersebut.

(Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai