
PEREKAM data penerbangan atau (flight data recorder) Punya pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan dikirim ke Amerika Perkumpulan Kepada dianalisis.Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi dalam sebuah pengarahan menyebutkan bahwa jadwal Niscaya pengiriman perekam penerbangan tersebut akan ditentukan melalui konsultasi dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Perkumpulan (NTSB).
Perekam penerbangan, yang sebelumnya ditemukan dari reruntuhan pesawat Jeju Air B737-800 di Bandara Dunia Muan, dilaporkan mengalami
kerusakan eksternal. Pihak berwenang telah berhasil mengekstrak data dari perekam Bunyi kokpit, yang ditemukan dalam kondisi relatif lebih Berkualitas, dan Begitu ini tengah mengonversinya menjadi file Bunyi, menurut pernyataan kementerian sebelumnya.
Sementara itu, menurut sumber pemerintah, dua penyelidik tambahan dari produsen pesawat Boeing Co. telah bergabung dalam penyelidikan di Letak
kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Dunia Muan.
Dengan tambahan ini, jumlah Personil tim AS meningkat menjadi 10 orang, termasuk enam dari Boeing dan tiga dari Badan Keselamatan Transportasi
Nasional Amerika Perkumpulan (NTSB). Menurut sumber tersebut, tim AS memperluas kehadirannya Kepada memastikan pemeriksaan kecelakaan dilakukan secara menyeluruh.
Tim AS tiba di Korea Selatan pada Senin (30/12) dan langsung menuju Muan, di mana mereka memulai penyelidikan Berbarengan dengan tim Korea yang
dipimpin oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi pada hari berikutnya.
Dalam Penyelidikan awal di Letak, para penyelidik Pusat perhatian pada sistem navigasi yang membantu pendaratan pesawat, yang dikenal sebagai
localizer yang dipasang di struktur beton di Bandara Dunia Muan diduga menjadi penyebab meningkatnya jumlah korban dalam kecelakaan pesawat Jeju Air tersebut.
Pesawat Jeju Air B737-800 yang terbang dari Thailand menabrak struktur beton di Bandara Dunia Muan, dekat Seoul, Korea Selatan. Pesawat itu kemudian meledak dan menewaskan 179 dari 181 penumpang. (Ant/H-3)

