Koperasi Desa Musuh Serakahnomics

SEJAK dahulu, koperasi oleh Mohammad Hatta dicita-citakan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Menurut sang proklamator, satu-satunya jalan bagi rakyat Demi melepaskan diri dari kemiskinan ialah dengan memajukan koperasi di segala bidang. Karena itu, kehadiran koperasi di Tanah Air sejatinya bukanlah sekadar tuntutan konstitusi, melainkan sudah menjadi bagian napas ekonomi rakyat.

Tetapi sayangnya, di era yang banyak dikatakan semakin tak berpihak kepada perekonomian rakyat Begitu ini, sistem ekonomi berbasis koperasi Bahkan seperti ikut terkubur. Konsep koperasi yang sangat menguntungkan dan relevan bagi gerakan ekonomi rakyat semakin ditinggalkan. Jejak gagasan Bung Hatta yang begitu visioner tentang ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi perlahan dilupakan.

Betul bahwa negeri ini pernah punya cerita indah tentang sejarah keberhasilan koperasi sebagai gerakan perjuangan dan emansipasi ekonomi rakyat. Tetapi, kini yang tersisa hanyalah potret buram. Pada perkembangannya, akibat minimnya dukungan dan keberpihakan negara, gerakan koperasi semakin Lamban semakin tak kuasa menahan gempuran ekonomi kapitalis yang sangat eksesif.

Cek Artikel:  Setop Pilih Pemimpin Korup

Dengan situasi seperti itu, munculnya gagasan pemerintah Demi mendirikan sebanyak-banyaknya lembaga koperasi yang tersebar di seluruh pelosok negeri patut kita hargai. Selama dilandasi niat yang kukuh Demi mengentaskan masyarakat yang selama ini terpinggirkan dalam sistem ekonomi yang didominasi kekuatan dan modal besar, ikhtiar menghidupkan Kembali gerakan ekonomi rakyat melalui pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih semestinya layak kita dukung.

Apalagi, Presiden Prabowo Subianto dalam sambutan peresmian 80 ribu kelembagaan Koperasi Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7) Lampau, juga sempat menyinggung soal keserakahan kapitalis yang kian masif hari-hari ini, yang dalam praktiknya tanpa kita sadari ikut menjadi ‘Unsur pembunuh’ gerakan koperasi di Indonesia. Presiden menyebutnya dengan istilah ‘serakahnomics’.

Artinya, kita boleh berprasangka Berkualitas bahwa pemerintah, melalui peluncuran Koperasi Merah Putih Begitu ini, Mempunyai iktikad Berkualitas Demi memperjuangkan Kembali pembangunan ekonomi bagi masyarakat golongan kecil atau lemah. Prabowo sendiri bilang peresmian koperasi desa menandai gerakan besar membangun kemandirian ekonomi rakyat berasaskan gotong royong dan kekeluargaan sebagaimana diamanatkan Pasal 33 UUD 1945.

Cek Artikel:  Darurat Korupsi Infrastruktur

Akan tetapi, harus kita katakan, apa yang disampaikan Presiden itu baru dalam tataran konsep idealnya. Tentu tak elok kalau kita terlena dengan konsep tanpa mengawal implementasi atau operasional koperasi-koperasi itu di lapangan. Terlebih dengan pembentukan dalam skala massal seperti itu, tentu Terdapat anggaran besar yang juga mesti disiapkan.

Selain itu, 80 ribu koperasi Terang bukan jumlah yang sedikit. Pemerintah sebagai pemilik gagasan mesti memastikan bahwa seluruh dan setiap Koperasi Merah Putih, termasuk yang terbentuk di desa terpencil, punya kesiapan yang sama, termasuk di antaranya dalam hal kesiapan modal maupun rencana mitigasi risiko-risikonya.

Maju terang, Tetap Terdapat tebersit kekhawatiran publik bahwa munculnya klaim 80 ribu koperasi telah dibentuk itu sekadar Demi mengejar Sasaran kuantitas, bukan kualitas. Pasalnya, belum Terdapat penjelasan rinci dari kementerian terkait, bakal seperti apa operasional dan arah kerja mereka nanti Demi memberdayakan ekonomi rakyat.

Cek Artikel:  Meneguhkan Oposisi, Mencegah Tirani

Pun, belum Terdapat jaminan dengan pola pembentukannya yang terkesan top-down, pengurus Koperasi Merah Putih Enggak akan lebih mendahulukan kepentingan pemerintah ketimbang Member sebagai pemilik kedaulatan koperasi. Itu Seluruh harus dibaca sebagai potensi risiko, yang Apabila Enggak di-handle dengan Berkualitas, Dapat menggerogoti spirit kerakyatan koperasi.

Sekali Kembali, keberadaan koperasi desa secara massal sepatutnya kita dukung. Tetapi, bila pembentukan koperasi-koperasi itu dimaksudkan sebagai jalan bagi masyarakat kecil melepaskan diri dari kemiskinan sekaligus mengembalikan koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional seperti cita-cita Bung Hatta, pemerintah Terang tak boleh mengabaikan potensi-potensi masalah yang bakal menghadang.

Kesiapan di Seluruh lini itu amat Krusial agar Koperasi Merah Putih punya kekuatan yang cukup Demi melawan sistem ekonomi berbasis keserakahan alias serakahnomics.

 

Mungkin Anda Menyukai