Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu

Kontaminasi Bakteri Hancurkan Misi Asteroid Ryugu
Bakteri pada sampel asteroid Ryugu dilihat dengan mikroskop elektron.(Dok. Matthew J. Genge dkk)

BATU dari asteroid Ryugu yang dibawa kembali ke Bumi tampaknya dipenuhi kehidupan mikroba atau bakteri. Para peneliti menduga, bahwa mikroba ini berasal dari Bumi dan bukan dari luar angkasa. Kontaminasi bakteri itu menjadi peringatan dalam pencarian kehidupan ekstraterestrial dalam misi pengambilan sampel di masa mendatang

Melansir dari New Scientist, pada tahun 2020 Lampau, wahana antariksa Hayabusa 2 Punya Jepang kembali ke Bumi dengan membawa 5,4 gram batu dari asteroid Ryugu yang berusia 4,5 miliar tahun. Setelah kapsul sampel mendarat di Australia, kapsul tersebut diangkut ke fasilitas yang dibangun Tertentu di Sagamihara, Jepang.

Di sana, kapsul tersebut pertama kali dibuka di dalam ruang vakum, yang terletak di dalam ruang Rapi, sebelum dipindahkan ke ruang bertekanan berisi nitrogen Kepada penyimpanan jangka panjang. Dari sana, bagian-bagian sampel dapat dimasukkan ke dalam wadah berisi nitrogen dan dikirim Kepada diteliti oleh para peneliti.

Cek Artikel:  Adopsi AI Generatif Bantu Usaha Naikkan Modalisasi Pasar

Salah satu sampel ini dikirim ke Inggris Kepada diteliti oleh Matthew Genge di Imperial College London dan rekan-rekannya. Genge dan tim awalnya memindai sampel menggunakan sinar-X, yang Tak menunjukkan bukti adanya bakteri.

Tiga minggu kemudian, mereka memindahkan sampel ke resin, dan seminggu setelah itu mereka mengamatinya lebih dekat menggunakan mikroskop elektron pemindaian (SEM). Ketika Genge dan rekan-rekannya pertama kali mengamati sampel dan Menyaksikan sesuatu yang tampak seperti bakteri berbentuk filamen, para mahasiswanya Nyaris “terjatuh dari kursi” karena prospek bahwa mereka telah menemukan kehidupan ekstraterestial.

“Itu adalah momen yang mengasyikkan, tetapi juga di dalam benak saya, saya Paham dari penelitian sebelumnya betapa mudahnya bagi bakteri Kepada menjajah bebatuan,” kata Genge dikutip dari New Scientist.

Cek Artikel:  Langkah Mudah Memilih dan Menggunakan MicroSD Buat Android

Dengan melacak pertumbuhan bakteri dengan pengukuran SEM lanjutan, mereka menemukan jumlah bakteri berubah dengan Metode yang sama dengan mikroorganisme yang dikenal.

Menurut Genge, ketika dikombinasikan dengan bentuk yang sudah dikenal dan ketidakhadiran mereka selama pemindaian sinar-X pertama, sangat mungkin mereka berasal dari daratan.

Ia menduga sampel tersebut mungkin terkontaminasi setelah tertanam dalam resin. Ini terjadi di fasilitas yang juga menangani batuan angkasa terestrial, yang seringkali mengandung bakteri yang beradaptasi Kepada hidup dalam spesimen batuan.

“Hanya dibutuhkan satu bakteri atau satu spora bakteri agar ini terjadi. Ketika kami menyiapkan sampel meteorit, misalnya, kami biasanya Tak Menyaksikan kolonisasi ini terjadi, dan itu karena kemungkinannya sangat rendah. Dalam kasus ini, satu bakteri Anjlok pada sampel itu dan mulai tumbuh,” tuturnya.

Cek Artikel:  Europa Clipper Misi NASA Menyelidiki Kelayakan Hidup di Bulan Es Europa

Menurut Genge, penemuan bakteri yang hancurkan misi asteroid Ryugu itu harus menjadi peringatan bagi misi pengambilan sampel di masa mendatang.

“Penemuan mikroba dalam sampel yang dikembalikan ke luar angkasa Semestinya menjadi standar emas Kepada menemukan kehidupan di luar angkasa. Penemuan kami Cocok-Cocok menunjukkan bahwa Anda harus sangat berhati-hati tentang interpretasi itu, karena sampel sangat mudah terkontaminasi dengan bakteri terestrial,”  kata Genge. (Z-9)

Mungkin Anda Menyukai