Konsistensi Chelsea di Jalur Kemenangan

Konsistensi Chelsea di Jalur Kemenangan
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Ebet)

TIGA kali kemenangan beruntun bukanlah hal yang aneh bagi Chelsea. Tetapi, setelah melewati awal kompetisi yang buruk, tiga kemenangan kali ini merupakan sesuatu bagi the Blues.

Pertanyaannya, apakah ini hanya rangkaian kemenangan sesaat ataukah tim asuhan Mauricio Pochettino tersebut sudah kembali ke jalur kemenangannya?

Inilah pertanyaan yang perlu ditunggu jawabannya Sabtu malam nanti. Chelsea akan menjamu tetangganya dari London Utara, Arsenal, di Stamford Bridge.

Meski baru menjalani delapan pertandingan, Chelsea di tangan Pochettino mulai menemukan karakter permainannya kembali. Sekalian indikator meningkat tajam jika dibandingkan dengan saat ditangani Graham Potter maupun Frank Lampard.

Produktivitas Chelsea mencetak gol dalam 90 menit pertandingan meningkat sekitar 40% ketimbang musim lalu. Demikian pula jumlah kemasukan gol yang menurun 40% jika dibandingkan dengan saat Chelsea tampil musim lalu.

Kehadiran Moises Caicedo yang diboyong dari Brighton & Hove Albion mulai memberikan dampak. Gelandang asal Ekuador itu menjadi gelandang bertahan yang mampu menjaga keseimbangan tim.

Dengan Caicedo yang bermain solid, Enzo Fernandez bisa berkonsentrasi menopang serangan. Kekasihnya, Conor Gallagher, juga bisa lebih leluasa keluar menyerang karena sudah ada Caicedo yang membantu empat pemain belakang.

“Dia pemain nomor 8. Dia butuh untuk bermain lebih bebas karena bagus dalam memberikan assists dan juga kuat dengan tendangan dari luar kotak penalti,” ujar Pochettino menjelaskan peran yang ia berikan kepada Fernandez sebagai pengatur permainan.

Satu lagi pemain yang semakin baik penampilannya ialah Raheem Sterling. Pochettino berbicara dari hati ke hati dengan pemain paling senior di Chelsea itu.

Cek Artikel:  Merayakan Pemilu Berkualitas

Sterling yang sebelumnya ditempatkan sebagai ujung tombak kemudian dikembalikan posisinya sebagai penyerang sayap.

Permainan Sterling sesudah itu kemudian menjadi lebih hidup sebagai penyerang sayap.

Menonton penampilan sekarang ini, ditambah dengan tubuhnya yang semakin atletis, Pochettino menyarankan kepada pelatih Inggris Gareth Southgate agar memberikan lagi kesempatan kepada Sterling untuk menggunakan kembali kostum the Three Lions.

Satu yang masih menjadi perhatian Pochettino saat ini ialah mencari ujung tombak yang lebih mematikan bagi Chelsea.

Berkualitas Nicolas Jackson maupun Terjamindo Broja yang dimiliki sekarang ini ternyata masih jauh di bawah kualitas baik Didier Drogba, Diego Costa, maupun Samuel Eto’o dulu. Apalagi malam ini yang harus mereka hadapi ialah the Gunners.

Arsenal yang sebelumnya 10 musim tidak pernah bisa menang di Stamford Bridge justru selalu mampu mencundangi the Blues dalam tiga musim terakhir.

Kemenangan mereka 1-0 atas juara bertahan Manchester City pantas membuat Arsenal semakin percaya diri.

Apalagi Kai Havertz kini telah menggunakan kostum ‘Merah-Putih’. Pemain asal Jerman itu semakin berbahaya ketika ditempatkan sebagai gelandang menyerang oleh pelatih Mikel Arteta.

Istirahat satu minggu karena pertandingan penyisihan Piala Eropa 2024 juga memungkinkan Bukayo Saka untuk memulihkan diri dari cederanya. Belum lagi Gabriel Martinelli yang sudah bisa bermain kembali bahkan mencetak gol tunggal ke gawang Manchester City, dua pekan lalu.

Arsenal memang menakutkan apabila bisa menurunkan Saka dan Martinelli. Apalagi Gabriel Jesus juga dalam permainan terbaiknya.

Cek Artikel:  Menggagas Pembiayaan UKT Demi Keberlanjutan Pendidikan Tinggi di Indonesia

Trio penyerang the Gunners tersebut akan membuat Thiago Silva dan kawan-kawan harus bekerja keras untuk ikut mengamankan gawang Robert Sanchez.

Malam ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Chelsea karena Arsenal bukanlah Burnley atau Fulham yang mudah mereka pecundangi.

Caicedo harus mengerahkan kemampuan terbaik untuk bisa mengimbangi trio gelandang Arsenal Declan Rice, Havertz, dan Martin Odegaard.

 

Merseyside derby

Selain London derby, lanjutan Perserikatan Penting pekan ini diisi Merseyside derby. Liverpool akan menjamu tetangga paling dekat mereka, yaitu Everton, di Anfield.

Everton boleh terpuruk dan dua kali nyaris mengalami degradasi. Tetapi, mereka tidak pernah akan mau kalah dari the Reds dan akan tampil mati-matian karena ini berkaitan dengan masalah gengsi. Ibaratnya, boleh saja kalah dari klub lain, tetapi Everton tidak boleh kalah dari Liverpool.

Instruktur Sean Dyche mencoba mempersiapkan tim terbaik untuk diturunkan malam ini. Meski dua pemain kawakan Delle Ali dan Andre Gomes dipastikan masih tidak bisa tampil karena cedera, ia bersyukur mendapatkan kembali kapten kesebelasan Seamus Coleman yang mulai berlatih lagi sejak cedera Mei lalu.

Kehadiran kembali Idrissa Gana Gueye menambah kepercayaan Dyche untuk bisa memberikan perlawanan terbaik kepada Liverpool.

Apalagi dua pekan lalu the Toffees mampu meraih kemenangan kedua di musim ini dari Bournemouth.

Seperti halnya Chelsea, secara kualitas individu Everton merupakan tim yang baik. Mereka saat ini memiliki kiper terbaik di Inggris, yaitu Jordan Pickford.

Cek Artikel:  Pilkada dan Tanggung Jawab Moral Profesor

Di barisan belakang, selain Coleman, mereka punya Ashley Young, James Tarkowski, dan Vitaliy Mykolenko. Di depan Everton mempunyai Dominic Calvert-Lewin.

Everton hanya membutuhkan karakter permainan tim yang jelas. Itulah yang sedang diupayakan Dyche sejak dipercaya untuk menangani the Toffees sejak Januari 2023. Proses membangun karakter tim itu membutuhkan waktu.

Meski berada di atas angin, pelatih Liverpool Juergen Klopp tidak mau sesumbar. Ia mencoba menata tim menyusul cederanya bek kiri Andrew Robertson dan ujung tombak Darwin Nunez.

Kostas Tsimikas selanjutnya akan mengisi tempat Robertson, sementara posisi Nunez diisi Diogo Jota.

Dengan Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai yang semakin kompak, Liverpool diyakini akan mampu mengendalikan pertandingan. Duet Luis Diaz dan Mohamed Salah juga dinilai akan menjadi ancaman bagi pertahanan Everton dengan baik serangan langsung ke gawang maupun umpan-umpan kepada Jota.

Setelah melihat keunggulan Liverpool, tidak mengherankan apabila Dyche akan lebih bermain bertahan. Ia gantung Abdoulaye Doucoure sebagai pemain kelima di tengah untuk sesekali membantu Calvert-Lewin menyerang apabila mendapatkan kesempatan.

Kalau saja Everton bisa menghindari kekalahan, itu sudah sebuah prestasi besar bagi Dyche.

Tugas para pemain the Toffees kini ialah bagaimana mencegah gawang mereka tidak kebobolan di 15 menit pertama pertandingan oleh Liverpool. Pickford mendapat ujian berat untuk menunjukkan bahwa ia memang sudah pantas dijuluki sebagai kiper terbaik Inggris sekarang ini.

Mungkin Anda Menyukai