KONI Jawa Timur meminta Pemerintah melakukan evaluasi total terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON), setelah PON XXI di Aceh-Sumut selesai.
Pengkajian harus dilakukan tidak hanya di sektor penyelenggaran saja, tapi juga di sumber daya manusia khususnya wasit dan perangkat lainnya. “Selama PON di Aceh-Sumut banyak kejadian yang aneh khususnya pengadil di lapangan,” kata Ketua KONI Jatim M Nabiel yang dihubungi Media Indonesia, Jumat (20/9).
Pihaknya mendapat pelajaran berharga selama PON di Aceh-Sumut, khususnya cabang olahraga yang tidak terukur, seringkali merugikan atlet yang bertanding.
Baca juga : Jatim vs NTT Buka Cabang Olahraga Futsal di PON 2024
Karena itu, sudah saat PON XXII di NTT-NTB nanti, hendaknya dilakukan sistem digitalisasi penilaian. “Begitu digital diterapkan dalam setiap event sehingga penilaian yang diberikan presisi,” katanya.
Belum lagi masalah kualitas makanan dan waktu makan. Atletnya dibutuhkan asupan gizi yang berkualitas. “Bayangkan, makan pagi baru datang jam 10 padahal seharusnya jam 07.00. Atlet bisa kelaparan,” katanya.
Karena itu, pihaknya minta dilakukan evaluasi total di penyelenggaraan PON mendatang termasuk masa depan atlet. “Sudah saatnya memikirkan juga jenjang atlet setelah PON mau dikemanakan,” ujarnya.(N-2)