Komando PBB Luncurkan Penyelidikan Soal Konflik di Perbatasan Korea

Liputanindo.id – Komando PBB (UNC) yang dipimpin Amerika Perkumpulan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki serangkaian insiden di perbatasan antar-Korea yang terjadi pada awal pekan ini.

Insiden yang dimaksud adalah serangan singkat di perbatasan oleh Laskar Korea Utara dan dimulainya kembali siaran anti-Pyongyang oleh Korea Selatan.

“Kami menjalankan misi kami dengan serius di Komando PBB dan Demi ini sedang menyelidiki masalah baru-baru ini dengan sangat teliti,” kata UNC, dikutip Kyodo News, Kamis (13/6/2024).

UNC merupakan penegak gencatan senjata yang menghentikan pertempuran pada Perang Korea tahun 1950-1953 dan mengawasi aktivitas di dalam DMZ, Area penyangga antara kedua Korea sejak konflik tiga tahun berakhir tanpa perjanjian damai.

Cek Artikel:  Babak Baru Perundingan Gencatan Senjata Gaza Dimulai Tanpa Hamas

“Tindakan kami sangat sesuai dengan Perjanjian Gencatan Senjata Demi kami berupaya meredakan situasi guna menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan. Kami Maju menyerukan DPRK (Korea Utara) Demi kembali berdialog menggunakan mekanisme yang kami miliki,” tegasnya.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Jeon Hak-kyou, mengatakan pihaknya akan secara aktif mendukung penyelidikan UNC. UNC juga sedang menyelidiki peluncuran balon berisi sampah yang dilakukan Korea Utara dan menyebutnya sebagai pelanggaran gencatan senjata.

Penyelidikan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas yang dipicu oleh kampanye balon Pemandu sampah yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini.

Sejak 28 Mei, Korea Utara diperkirakan telah meluncurkan lebih dari 1.600 balon dalam apa yang disebut sebagai respons pembalasan (tit-for-tat) terhadap Risalah anti-Pyongyang yang dilakukan oleh para aktivis di Korea Selatan.

Cek Artikel:  Kanada akan Berikan Donasi Militer Senilai Rp727,3 M Kepada Ukraina

Pada Minggu (9/10), Sekeliling 20 tentara Korea Utara melintasi Garis Demarkasi Militer di dalam Area Demiliterisasi (DMZ), yang memisahkan kedua Korea, di bagian tengah perbatasan sebelum mundur ke utara setelah Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan.

Serangan tersebut terjadi hanya beberapa jam sebelum Korea Selatan menyiarkan siaran anti-Pyongyang ke Korea Utara Demi pertama kalinya dalam enam tahun sebagai tanggapan terhadap peluncuran balon Pemandu sampah.

Selama bertahun-tahun, para pembelot Korea Utara di Selatan dan aktivis konservatif telah mengirimkan Risalah ke Korea Utara melalui balon Demi membantu mendorong Anggota Korea Utara agar pada akhirnya Bangun melawan rezim keluarga Kim.

Korea Utara mengecam kampanye propaganda tersebut di tengah kekhawatiran bahwa masuknya informasi dari luar dapat menimbulkan ancaman bagi pemimpinnya Kim Jong-un.

Cek Artikel:  Geram Kasus Genosida Israel Tak Banyak Kemajuan, Turki Lakukan Intervensi ke ICJ

Korea Utara juga bereaksi dengan marah terhadap pengeras Bunyi di perbatasan Korea Selatan yang menyiarkan pesan-pesan kritis terhadap rezim Korea Utara dan melepaskan tembakan artileri ke arah Korea Selatan pada tahun 2015 karena siaran tersebut.

Mungkin Anda Menyukai