KLHK dan BMKG Bakal Bersinergi untuk Cocokisasi Data Emisi Gas Rumah Kaca

KLHK dan BMKG Bakal Bersinergi untuk Sinkronisasi Data Emisi Gas Rumah Kaca
Suasana kawasan industri di Kota Cilegon, Banten, Senin (12/8/2024).(ANTARA/Angga Budhiyanto)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berkoordinasi terkait dengan data tingkat emisi. Hal itu dilakukan guna menghasilkan data yang kredibel untuk bahan merancang pembangunan hijau ke depan yang lebih baik. 

“Intinya saling menguatkan dan tidak dua kali bekerja. Kami menekankan saat kita bicara regulasi ada satu mandat terkait satu data gas rumah kaca. Ini salah satu sistem yang sudah kita kembangkan dan salah satu sistem ini bagaimana perdagangan karbon dilakukan nantinya harus terdaftar dalam sistem yang sudah kita buat,” kata Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Validasi KLHK Hari Wibowo dalam acara Climate and Air Quality Fair 2024, Selasa (15/10). 

Cek Artikel:  Tingkatkan Stok Darah, KDDI Jalin Kemitraan dengan Pendonor

Menurut dia, saat ini sudah banyak regulasi mengenai perubahan iklim dan pengendalian emisi gas rumah kaca. Berbagai perjanjian internasional pun telah dibentuk, mulai dari Paris Agreement hingga Terjamindemen Kigali. Dari aturan-aturan tersebut, yang perlu diperkuat ialah kolaborasi. 

“Bicara soal NDC, bagaimana target tadi tercapai, kemudian untuk mendorong target tercapai ada skema yang kita kebangkan, nilai ekonomi karbon dan itu sudah kita lakukan. Kemudian tantangan berikutnya soal transparansi, karena semua data agar kredibel harus ada upaya data itu diperoleh seperti apa,” kata dia. 

Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) sendiri, pemerintah akan menyusun target yang lebih ambisius dalam penurunan emisi gas rumah kaca yang akan berlaku untuk 2030-2035. 

Cek Artikel:  Direktorat Jenderal Kebudayaan Kawal Repatriasi 288 Artefak Bersejarah dari Belanda

Beberapa hal yang diperbaharui ialah pengendalian senyawa HFC, dan memasukkan blue carbon dalam instrumen penurunan emisi gas rumah kaca. “Jadi di sini sudah ada skenarionya akan seperti apa, balik lagi ujungnya adalah bagaimana data dan inovasi apa yang nantinya akan kita lakukan saat kita perlu menggunakan data dimaksud,” pungkas dia. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai