KLHK Bangun Pusat Plasma Nutfah di Mentawir

KLHK Bangun Pusat Plasma Nutfah di Mentawir
Menteri KLHK Siti Nurbaya(MI/Susanto)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melakukan groundbreaking sebagai penanda dimulainya pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional, Selasa (15/10). Pusat Plasma Nutfah Nasional yang terletak di Kelurahan Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, memiliki luas 93,2 Ha dengan pembangunan fisik sebesar 2,02% (2,04 hektare) dari luas total.

“Salah satu upaya pengelolaan keanekaragaman hayati jangka panjang yakni melalui pengelolaan plasma nutfah atau pengelolaan sumber daya genetik,” ujar Siti.

Dalam catatannya, Siti Nurbaya menyampaikan Indonesia secara kontinyu terus melakukan tindakan korektif yang berbeda namun saling terkait. Pertama, mengurangi risiko kepunahan, khususnya untuk flagship species yang berstatus terancam punah. Kedua, mempertahankan dan memulihkan keanekaragaman genetik dengan menjaga keanekaragaman dan kemurnian genetik spesies. Ketiga, mengelola secara intensif interaksi manusia-satwa liar dengan tujuan living in harmony with nature.

Pusat plasma nutfah diyakini memiliki berbagai manfaat jangka panjang, antara lain pelestarian keanekaragaman hayati. Kemudian, mendukung ketahanan pangan dan membantu menghadapi perubahan iklim serta tantangan dalam pertanian. Selain itu, menjadi sumber penting bagi penelitian ilmiah, memungkinkan pengembangan varietas baru yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem.

Cek Artikel:  Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius Kenali Andropause dan Metode Mengatasinya

Pusat Plasma Nutfah juga berkontribusi pada restorasi ekosistem yang terdegradasi dengan menyediakan bahan genetik untuk pemulihan spesies yang terancam punah. Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. 

“Secara keseluruhan, pusat plasma nutfah berperan penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan kehidupan di masa depan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Siti menyampaikan isu konservasi juga menjadi concern Norwegia dalam kerja sama dengan Indonesia. Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rut Krüger Giverin, menyampaikan apresiasi pembangunan IKN yang disertai dengan upaya perlindungan hutan dan sumber daya alam.

“Melalui pembangunan plasma nutfah nasional yang saya yakin akan sangat berguna untuk melestarikan kekayaan biodiversitas di Indonesia,” tuturnya.

Ruth menambahkan, Norwegia memiliki lembaga serupa, namanya Svalbard Dunia Seed Vault, yang menyimpan koleksi benih dari seluruh dunia dan bertindak untuk melestarikan keanekaragaman hayati global di bidang pertanian, serta melindungi berbagai macam benih tanaman pangan.

Cek Artikel:  Bappenas Luncurkan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025--2045

Indonesia dan Norwegia telah membangun kolaborasi yang efektif dalam pengendalian iklim khususnya sektor hutan dan lahan. Melalui kebijakan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Ruth yakin Indonesia dapat terus menjadi pemimpin dunia dalam upaya penurunan emisi khususnya dari perlindungan hutan tropis.

“Pelestarian biodiversitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya ini,” ucap Ruth.

Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional ini dibagi menjadi 4 zona yaitu Area A (Kawasan Primer, terdiri dari: Biobank, Seedbank, Hub Center, dan Kantor Pendukung), Area B (Perkampungan Tradisional), Area C (Kawasan Wisata Edukasi dan Rekreasi), dan Area D (Kawasan Pendukung Kepada Aktivitas Publik).

Pendekatan teknologi dalam upaya konservasi juga terus dikembangkan, misalnya Assisted Reproductive Technology (ART) dan Biobank, pengembangannya dilakukan melalui Kerja sama KLHK dengan IPB, tepatnya di Sekolah Topengteran Hewan IPB. Pusat ART dan Biobank Nasional ini sangat mendukung dan relevan dengan Pusat Plasma Nutfah Nasional di Mentawir.
 
Pusat ART dan Biobank di SKH IPB dapat mendukung material koleksi Biobank Hewan dan menjadi media kerjasama para ahli ART dan Biobank nasional dan internasional, dalam pengembangan metoda dan teknologi terkini serta untuk preservasi material biologi dan genetik satwa terancam punah Indonesia yang mutakhir. Pada akhirnya berkontribusi terhadap pencegahan kepunahan spesies satwa di Indonesia melalui preservasi materinya di Pusat Plasma Nutfah Nasional di Mentawir.

Cek Artikel:  13 Teladan Cita-cita yang Biasa Diinginkan Anak, Berikut Dalihnya

Begitu juga halnya dengan pengembangan teknologi Seed Bank yang terus dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) tepatnya di Fakultas Kehutanan.

Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional di IKN diharapkan dapat berperan sebagai wadah untuk koleksi, wahana edukasi, dan riset kehati Indonesia, center of excellence aplikasi teknologi reproduksi, menjadi hub training dan kerjasama dalam pengembangan dan pemanfaatan ART, Biobank, Seed Bank, serta sebagai pusat data dan informasi plasma nutfah Indonesia.(M-3)

Mungkin Anda Menyukai