Kisah Pilu Seorang Orang tua Palestina Kehilangan Bayi Kembar Ketika Ambil Akta Kelahiran: Segalanya Hilang

Liputanindo.id – Seorang ayah Palestina harus kehilangan bayi kembar yang baru dilahirkan istrinya setelah terbunuh oleh serangan Israel. Bayi kembar itu tewas ketika sang ayah sedang pergi untuk mengambil akta kelahiran mereka.

Mohammed Arang Al Qumsan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya ketika kembali ke rumah dan mendapati bayi kembar yang baru dilahirkan istrinya meninggal dunia. Istrinya yang juga menunggu Arang di rumah ikut tewas bersama kedua anaknya di sebuah apartemen di Gaza tempat mereka berlindung.

“Saya baru saja mendapatkan akta kelahiran untuk bayi kembar saya, Aysel dan Asser. Mereka lahir pada tanggal 10 Agustus. Saya sedang berada di luar rumah, menyelesaikan urusan administrasi, dan kemudian saya mendapat telepon,” kata Arang sambil menangis sebagaimana dilaporkan Anadolu, Rabu (14/8/2024).

Cek Artikel:  Rakyat Palestina ikut Bersuka Cita Rayakan HUT ke-79 RI

“Saya tidak menyangka akan menemukan mereka semua telah tiada,” imbuhnya.

Keluarga Arang tewas ketika peluru dari tank menghujani gedung apartemen tempat mereka berlindung. Arang yang selamat dari kejadian itu sedang berada di luar untuk mengambil akta kelahiran bayi kembarnya.

Ketika mendapat kabar itu, Arang bergegas mendatangi Rumah Saki Al-Aqsa Martyrs di Deir al-Balah, dimana dia mendapati jenazah istri dan kedua anak kembarnya. Arang lantas berjalan sambil menggendong jenazah kedua anaknya, Asser dan Ayssel, yang sudah ditutup kain kafan.

“Istri saya sudah tiada, kedua bayi saya dan ibu mertua saya. Saya diberi tahu bahwa ada peluru tank di apartemen tempat mereka tinggal, di sebuah rumah tempat kami mengungsi,” jelas Arang.

Cek Artikel:  Penasihat Mahmoud Abbas Hamas Harus Sayai Otoritas Absah Palestina

“Aysel dan Asser adalah awal dan akhir dari kebahagiaan saya. Kebahagiaan saya tidak lengkap, dan sekarang semuanya hilang,” sambungnya.

Pembunuhan terhadap bayi-bayi di Gaza bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh militer Israel. Sejak perang terjadi pada 7 Oktober lalu, Israel telah membunuh hampir 40.000 warga Palestina, yang didominasi perempuan dan anak-anak.

Kejahatan Israel juga berlanjut pada genosida yang dilakukan kepada rakyat Palestina. Banyak anak-anak yang kelaparan, kekurangan gizi, hingga terserang banyak penyakit akibat perang yang terus berlangsung.

Dewan Keamanan PBB telah mengecam dan mendesak Israel agar menyetujui gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Perkumpulan. Tetapi sejak berbulan-bulan diajukan, Israel menolak untuk menyetujui gencatan senjata tersebut.

Cek Artikel:  Hindari Eskalasi, Biden Kirim Dua Pejabat ke Timur Tengah

Mungkin Anda Menyukai