Kisah Kakek Khaled Nabhan di Gaza yang Tewas Menyusul Sang Cucu

Kisah Kakek Khaled Nabhan di Gaza yang Tewas Menyusul Sang Cucu
Khaled Nabhan, seorang kakek Palestina yang tewas akibat serangan Israel.(Dok. Al Jazeera TV)

SERANGAN Israel di Gaza menewaskan Khaled Nabhan, seorang kakek Palestina yang menjadi simbol kekuatan hati Palestina. Nabhan menyedot perhatian dunia usai sebuah video menunjukkan dia mencium mata cucunya yang tahun Lampau tewas akibat bom Israel.

Bagi Nabhan, cucunya ialah belahan jiwa yang disebutnya soul of my soul. Kini, sang kakek ikonik itu menyusul.

Nabhan, yang juga dikenal sebagai Arang Diaa, tewas pada Senin pagi waktu setempat dalam pemboman Israel yang menargetkan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah.

Kakek yang dihormati itu tewas dalam serangan Israel yang menargetkan rumah Punya keluarga Arang Hajar. Menurut kantor Informasi Palestina Wafa, setidaknya empat orang lainnya tewas dalam pengeboman itu, termasuk seorang anak.

Cek Artikel:  Australia Formal Terapkan Pelarangan Media Sosial Kepada Anak di Dasar 16 Tahun

Serangan udara Israel menewaskan cucunya, Reem dan Tarek pada November 2023. Reem berusia tiga tahun sedangkan Tarek lima tahun.

Video Nabhan yang menggendong tubuh Reem tak bernyawa kemudian menggugah simpati di media sosial dan Informasi Dunia. Kesedihannya dianggap sebagai simbol rasa sakit rakyat Palestina di Gaza. Nyaris 13 bulan kemudian, ajal itu menjemput Nabhan.

Beberapa bulan setelah Kematian cucunya, Nabhan mengatasi kesedihannya dengan misi mulia.

Dia membantu tim penyelamat dan petugas medis merawat Penduduk Palestina khususnya anak-anak. Para pembela hak asasi Palestina memberi penghormatan kepada Nabhan.

“Mereka pertama-tama membunuh cucunya, ‘jiwa dari jiwanya’, Lampau mengebom rumah keluarganya & sekarang membunuhnya di siang bolong tanpa hukuman,” tulis Muhammad Shehada, seorang penulis dan analis dari Gaza, dalam sebuah unggahan media sosial.

Cek Artikel:  Bandara Incheon Tutup Sementara Imbas Balon Isi Sampah Korea Utara

“Setelah Israel membunuh cucunya, dia menghabiskan waktu setahun menyebarkan Cita-cita, membantu mereka yang membutuhkan, membagikan makanan kepada anak-anak & anak kucing yang kelaparan, & menghargai setiap momen yang Dapat dia miliki Berbarengan ibunya,” imbuh Shehada.

Pendeta sekaligus aktivis Palestina-Amerika Omar Suleiman menyebut Nabhan dibunuh oleh Laskar paling jahat di bumi. Omar menggambarkan Nabhan sebagai sosok yang tersenyum menghadapi kekejaman Israel.

“Pria itu Mempunyai kehadiran malaikat, tersenyum menghadapi genosida, berkeliaran di rumah sakit dan kamp Buat menenangkan orang-orang meskipun dia kesakitan,” tulis Suleiman di X.

Cek Artikel:  Amerika Perkumpulan Perketat Kemanan Begitu Pemilu, Penembak Jitu hingga Tombol Panik Disediakan

“Saya merindukan hari ketika saya akan Bersua dengannya secara langsung. Saya membayangkan hari ketika genosida akan berakhir, dan dia akan dirayakan dengan penghargaan di Podium-Podium termegah,” tambahnya.

Perang Israel di Gaza yang sudah berlangsung 14 bulan kini telah menewaskan lebih dari 45.000 orang menurut data Kementerian Kesehatan Palestina.

Golongan hak asasi Orang dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan serangan Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sebagai genosida dan upaya Buat menghancurkan rakyat Palestina.

Beberapa hari sebelum pembunuhan Nabhan di Nuseirat, serangan udara Israel turut menewaskan puluhan orang di kamp pengungsi Gaza Tengah.

(Al Jazeera)

Mungkin Anda Menyukai