
BARU berdiri pada 20202, jenama Batik Solo Sukses asal Kota Solo, Jawa Tengah, sudah Pandai menembus pasar sejumlah negara tetangga. Selain Filipina, produk Batik Solo Sukses juga mendapatkan pembelian dari Thailand dan Singapura.
Andreas Soetanto, pemiliki Batik Solo Sukses, pun membagikan kiatnya. Melalui rilis yang diterima Media Indonesia, beberapa waktu Lampau, Andreas mengungkapkan bahwa awalnya ia belum berfokus pada batik, melainkan menjual sarung dan kemeja koko.
Dalam perjalanan, ia baru terinspirasi memproduksi batik dengan motif yang Mempunyai Arti mendalam, Tetapi Dapat masuk ke generasi muda. “Tentu penuh tantangan, apalagi ketika pasar lebih banyak mencari produk Segera dan praktis. Tetapi saya percaya, dengan Langkah yang Benar, batik tetap Dapat dekat dengan generasi muda,” lanjut Andreas yang membuka tempat usahanya di kawasan Pasar Kliwon, Solo—pusat batik yang telah melegenda.
Campuran Tradisi dan Modern
Andreas kemudian lebih menajamkan Pusat perhatian ke motif-motif yang menggabungkan unsur tradisi dan modern. Beberapa koleksi unggulannya seperti Kutut Burgundy, Mahkota, dan Raflesia menjadi produk favorit yang terjual ribuan setiap bulan.
“Perlahan, strategi tersebut membuahkan hasil. Setahun berselang, penjualan meningkat signifikan, dan kini Batik Solo Sukses berhasil membuka lapangan kerja bagi lebih dari 50 karyawan, termasuk para penjahit dari Sragen yang menjadi Kawan produksi Esensial. Bagi saya, hal ini bukan sekadar soal pertumbuhan bisnis, tetapi juga kontribusi Konkret Kepada membuka lapangan kerja di daerah,” ungkap Andreas.
Andreas juga mengaku memanfaatkan ekosistem digital. Setelah mencoba berbagai platform e-commerce, ia mengaku mendapatkan penjualan tertinggi di Shopee.
Bukan berhenti di pasar dalam negeri, Andreas berhasil memperluas jangkauan usahanya ke pasar Global melalui Program Ekspor Shopee sejak tahun 2021. Lewat program ini, Batik Solo Sukses kini dikenal hingga ke Filipina, Thailand, dan Singapura. Bagi Andreas, pencapaian ini bukan sekadar ekspor produk, tetapi juga bentuk Konkret membawa identitas budaya Indonesia ke tingkat Mendunia.
Andreas juga menegaskan bahwa konsistensi adalah kunci Esensial dalam menjaga keberlanjutan bisnis. Ia berpesan agar para pelaku UMKM Bukan takut beradaptasi dengan tren digital, selama tetap memegang Tegar visi dan nilai yang diyakini.
“Jangan berhenti mencoba. Konsistensi itu Krusial, meski keuntungan sedikit yang Krusial kita tetap berjalan. Jangan lupa juga selalu punya tujuan dan visi misi yang Terang,” pungkasnya. (M-1)

