Kinerja Presiden

SEJAUH ini, belum diketahui persis bagaimana respons vaksin yang Terdapat selama ini terhadap varian omicron. Yang sudah diketahui ialah bagaimana respons rakyat suatu negara terhadap pemimpinnya dalam mengatasinya.

Presiden AS Joe Biden, misalnya, semula memberi Cita-cita bahwa dia bakal Bisa mengatasi pandemi korona di tengah jutaan rakyat pengikut Trump yang menolak divaksin. Kini, Telaah pendapat menunjukkan hanya 44% Penduduk Amerika yang puas dengan kebijakan Biden dalam mengatasi korona. Bahkan, 7 dari 10 responden mengatakan di Rendah Presiden Biden, ekonomi AS Bukan baik.

Varian omicron berdampak politik tak hanya terhadap sang presiden, tetapi juga terhadap partainya, Partai Demokrat. Keputusan Biden mewajibkan rakyatnya vaksinasi digugat di pengadilan. Biden berusaha meyakinkan rakyatnya. Katanya, “We’re going to fight this variant with science and speed, not chaos and confusion.” Tentu pertanyaan apakah kata kunci ‘sains’ Tetap laku dicanangkan Kalau vaksinasi hasil sains tak dipercaya?

Di dalam urusan penerimaan terhadap vaksin covid-19, rasanya kita lebih ‘melek’ sains ketimbang orang Amerika atau mungkin kita lebih nrimo. Yang mana pun sang penyebab, yang Jernih banyak Penduduk yang menginginkan booster, vaksin ketiga. Penduduk pun berharap vaksin Kepada anak umur 5-11 tahun kiranya dapat direalisasikan pada Januari ini. Vaksinasi anak sangat Krusial agar mereka Kondusif kembali ke sekolah tahun depan.

Cek Artikel:  Bambang Pacul Kelewat Jujur

Di seluruh dunia, umumnya berlaku Langkah yang sama dalam menghadapi pandemi korona. Melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment), memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan memvaksin 70% penduduk agar tercapai kekebalan komunal. Yang terutama membedakan ialah apakah negara itu punya pemimpin yang kuat dengan pilihan kebijakan yang konsisten.

Banyak negara memilih kebijakan lockdown yang kemudian Rupanya harus dilakukan berkali-kali dengan akibat terhadap perekonomian yang parah. Dan menuai kritik keras di dalam negeri. Presiden Jokowi sejak awal berkeputusan tak akan memilih lockdown. Jokowi mengambil jalan tengah yang sulit, Yakni pro kesehatan publik dan sekaligus pro ‘kesehatan’ perekonomian. Bahkan, di tengah kencangnya Bunyi agar Pilkada serentak 2020 ditunda, Jokowi tegas berkeputusan Pilkada serentak tetap diselenggarakan pada 9 Desember 2020.

Cek Artikel:  Tulang Punggung Ekonomi

Survei nasional yang dilakukan Indikator Politik pada 2-6 November 2021 dan diumumkan 5 Desember 2021 menghasilkan Intervensi Presiden Jokowi dinilai berhasil menangani pandemi. Sebanyak 77,6% puas/sangat puas, meningkat signifikan dari 61% puas/sangat puas hasil survei Juli 2021. Mayoritas (77,2%) menyatakan percaya/sangat percaya PPKM berhasil mengurangi penularan covid-19. Sebanyak 74,7% percaya/sangat percaya PPKM berhasil mengurangi tingkat Mortalitas. Apakah setuju PPKM diperpanjang? Sebanyak 29,3% Bukan setuju sama sekali. Berbanding 30,9% yang setuju/sangat setuju dan 35% kurang setuju.

Publik juga puas/sangat puas dengan demokrasi (75,2%). Hanya 12% yang menilai kondisi keamanan nasional Bukan baik/sangat Bukan baik. Bagaimana dengan keadaan ekonomi nasional? Sebanyak 40,4% menilai sedang dan hanya 20,3% menilai Berkualitas/sangat Berkualitas, 37,6% menilai Bukan baik/sangat Bukan baik. Penilaian ekonomi nasional Bukan baik/sangat Bukan baik itu juga ‘terasakan’ sama dengan kondisi ekonomi rumah tangga, yakni 38% rumah tangga mengatakan ekonomi mereka lebih Bukan baik/jauh lebih Bukan baik.

Cek Artikel:  Tragedi Paham Tempe

Secara keseluruhan, mayoritas publik (72%) merasa puas/sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sebanyak 68,6% sangat Serius/cukup Serius Presiden Jokowi memimpin Indonesia menjadi lebih Berkualitas di masa depan.

Penilaian itu sangat Krusial. Sekalipun kita tak Paham Bilaman pandemi korona berakhir, sekalipun bencana alam terjadi, rakyat Serius pemimpinnya Bisa membawa negerinya menjadi lebih Berkualitas.

Tentu tak mudah Membangun rakyat puas. Terlebih, rakyat di provinsi Aceh, Banten, dan Sumatra Barat, yang mana Jokowi kalah di kala Pilpres. Tetap Terdapat waktu bagi Presiden Kepada meningkatkan kepuasan rakyat di sana, sebaliknya juga Tetap Terdapat waktu bagi rakyat di sana Kepada berubah penilaian berkat kinerja Rasional Jokowi.

Apakah seorang presiden dapat memuaskan seluruh rakyatnya di mana pun mereka berada? Tentu Bukan. Kendati demikian, wajib bagi seorang presiden Kepada berbuat yang terbaik, kinerja yang terbaik sekalipun tak Bisa memuaskan Segala rakyat.

 

Mungkin Anda Menyukai