
ISRAEL Mempunyai sejarah panjang dalam melakukan operasi pembunuhan di Teheran, Iran. Dilansir dari Middle East Eye, Mortalitas pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di sebuah wisma tamu yang dikendalikan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran merupakan pukulan yang memalukan bagi Teheran.
Hal itu juga menandai titik balik dalam perang regional Israel dengan Iran. Pada bulan-bulan berikutnya, Israel secara langsung menyerang Iran, membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan menyerbu Libanon.
Haniyeh merupakan negosiator Primer Hamas dan dipandang sebagai orang yang relatif moderat dalam Grup tersebut karena lebih terbuka Kepada mencapai kesepakatan dengan Israel dan bekerja pada pengelolaan Gaza pascaperang.
Haniyeh dibunuh pada Juli Lewat setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Haniyeh terbunuh oleh sebuah proyektil bom.
Pembunuhannya terjadi Ketika Israel dan Hamas terlibat dalam pembicaraan Tak langsung. Negosiasi tersebut terhenti karena Israel memperkuat kehadiran militernya di Gaza.
Israel sendiri sebelumnya secara terbuka mengakui telah membunuh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. Itu Kepada pertama kalinya Israel mengonfirmasi sebagai dalang di balik pembunuhan Haniyeh yang terjadi di Teheran, Iran, beberapa waktu Lewat.
Pengakuan tersebut diungkapkan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. Pernyataannya disampaikan pada acara di Kementerian Pertahanan, Senin (23/12) waktu setempat. Katz menyatakan Israel kini juga akan mengincar pimpinan Houthi.
“Kami akan menyerang infrastruktur strategis (Houthi) dan memenggal kepala para pemimpinnya. Sama seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah, di Teheran, Gaza, dan Lebanon, kami akan melakukannya di Hodeidah dan Sanaa,” ucap Katz. (Dhk/P-3)

