KETUA Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat, Habib
Syarief Muhammad Alaydrus, menilai pasangan calon Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Bandung yang diusung Partai NasDem dan PKB, Muhammad
Farhan- H Erwin, memiliki rekam jejak yang jelas sebagai politisi dan
wakil rakyat, bukan hanya bermodal popularitas.
Dengan begitu, kompetensi mereka berbeda dengan calon kepala daerah yang persiapannya instan.
“Keduanya memiliki rekam jejak yang cukup panjang. Kita sadar, Kota
Bandung ini beberapa kali berganti kepemimpinan. Tampaknya kita masih
belum bisa merasakan sebuah perubahan yang signifikan, paling juga ada
perubahan taman,” ungkap Habib Syarief pada acara konsolidasi
pemenangan Pilwakot Bandung.
Baca juga : Aturan Masa Cuti Kepala Daerah Digugat ke MK
Habib Syarief berharap, dengan pengalaman yang dimiliki M Farhan-H.
Erwin mampu mengatasi berbagai permasalahan di Kota Bandung yang
kompleks. Sesuatu yang tidak semua orang mampu atau paham.
“Kota Bandung sangat kompleks. Tetap sangat tinggi angka pengangguran, UMKM yang sebenarnya belum tersentuh dengan baik, dan banyak anak-anak kita yang putus sekolah di tengah jalan. Ini menjadi tantangan,” terangnya.
Lebih lanjut, dia meneaskan pasangan M Farhan-H.Erwin sebagai
pasangan paket lengkap, karena dinilai memiliki paras yang sama-sama
tampan. “Lumrahnya yang parasnya penuh senyum bersahaja, Insya Allah kepemimpinannya akan penuh dengan pengayoman tanpa mengurangi langkah-langkah menuju perubahan yang besar.”
Baca juga : KY Petakan Sistem Keamanan Pengadilan Pilkada 2024
Dalam kesempatan itu, M Farhan mengucapkan terima kasih kepada keluarga
besar PKB yang telah memberikan dukungan penuh kepada dirinya dan H
Erwin.
“Alhamdulillah, hari ini saya dan Kang Erwin dibimbing langsung
oleh para kiai untuk Kota Bandung Satu. Kami berdua sangat beruntung
karena kami didukung oleh para kiai, ustaz, ahlussunnah wal jamaah,
yang tentu saja sudah siap lahir batin,” terang Farhan.
Kalau terpilih nanti, Farhan berjanji akan menjadi pemimpin bagi seluruh
masyarakat kota Bandung tanpa membedakan ras, agama, atau suku. Ia juga
akan memastikan fasilitas umum dapat dimanfaatkan bersama-sama.
Salah satu program Farhan-Erwin ialah mengaktifkan kembali kegiatan manaqiban atau tradisi pembacaan biografi tokoh ulama di Pendopo Kota Bandung.
“Bukan hanya karena itu sebuah tradisi yang sangat baik, tapi juga
menjadi peluang untuk membuka kesepakatan berikutnya, yaitu bahwa
pendopo Alun-Alun Kota Bandung harus juga terbuka untuk acara-acara
agama lain,” lanjut Farhan.