Keutamaan Tokoh Religi

VIRUS korona kian ganas. Ujung grafik Bilangan harian terpapar positif covid-19 Lalu menukik menuju langit. Tokoh Religi diajak Demi Serempak pemerintah menanggulangi covid-19.

Ajakan itu disampaikan Wapres Ma’ruf Amin. ”Saya atas nama pemerintah dan atas nama sahabat para ulama dan kiai Sekalian Mau mengajak sahabat-sahabat saya Demi Serempak-sama pemerintah menanggulangi bahaya covid-19 yang demikian besar dan dahsyat,” kata Wapres, Senin (12/7).

Langkah Pas mengajak tokoh Religi. Menko Polhukam Mahfud MD mengakui kesulitan pemerintah menangani covid-19 karena dipicu oleh banyaknya perbedaan pendapat. Perbedaan di kalangan dokter, profesor, sosiolog, Tiba tokoh Religi.

Tatkala covid-19 melonjak di Bangkalan, Madura, Mahfud mengatakan, “Karena di Bangkalan itu Lagi banyak tokoh Religi yang mengatakan bahwa covid itu Dusta.”

Perbedaan pendapat di kalangan tokoh Religi, apalagi Tiba Bukan percaya adanya covid-19, jangan Tiba membawa korban Alasan kepercayaan masyarakat terhadap tokoh Religi dan lembaga keagamaan Lagi tinggi. Mereka mestinya dilibatkan dalam edukasi dan advokasi perubahan perilaku masyarakat.

Saran pelibatan tokoh Religi dan lembaga keagamaan itu tertuang dalam Naskah Studi Pembelajaran Penanganan Covid-19 di Indonesia terbitan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2021).

Disebutkan, peningkatan peran bidang Religi dalam penanganan covid-19 dilandasi dari tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tokoh Religi yang cukup tinggi. Oleh karena itu, kolaborasi dan kerja sama dengan menggandeng tokoh Religi perlu dimanfaatkan secara bijak dalam program pengendalian pandemi covid-19.

Cek Artikel:  Jangan Berkhayal

Naskah itu mengutip hasil survei koalisi Anggota Lapor Covis-19 dan Social Resilience Lab Nanyang Technological University, Singapura. Survei itu menunjukkan bahwa dalam menyampaikan informasi terkait covid-19, tokoh Religi menjadi pihak yang dipercaya oleh masyarakat, setelah dokter atau Ahli kesehatan.

“Dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tokoh Religi yang cukup tinggi, merupakan potensi yang sangat Bagus apabila pelibatan tokoh Religi menjadi salah satu upaya prioritas dalam penyampaian pengetahuan, imbauan, dan kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19,” demikian saran Naskah tersebut.

Tokoh Religi menjadi rujukan karena ia satu kata dengan perbuatannya. Ia memberikan teladan, bukan cuap-cuap Tiba urat leher putus dari mimbar. Kata KH Ahmad Dahlan, teladan yang Bagus ialah khotbah yang jitu.

Pas kata orang bijak bahwa satu keteladanan lebih Bagus daripada sejuta Petunjuk. Keteladanan itu hendaknya ditunjukkan dalam perkataan, tingkah laku dan penampilan, dalam kasih, kesetiaan, dan kesucian.

Sayangnya, Nyaris di Sekalian Religi Lagi Terdapat saja tokohnya yang Bukan percaya covid, terutama tokoh Religi yang menjadi selebritas media sosial. Mereka ini tokoh-tokohan, belajar ilmu Religi di media sosial, teriak paling kencang pula.

Cek Artikel:  Reshuffle Buat Siapa

Selebritas Religi yang tokoh-tokohan itu menguasai ruang publik karena tokoh-tokoh Religi yang sesungguhnya irit bicara. Dalam konteks inilah patut diacungi jempol Das’ad Latief, doktor dalam bidang ilmu syariah dan PhD dalam bidang ilmu komunikasi. Ia menebarkan optimisme lewat ceramah atau akun Youtube-nya.

Das’ad Latief yang dikenal dengan Predikat ustaz itu satu kata dengan perbuatannya. Pada 17 November 2020, ia membubarkan pengajiannya di Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Ketika itu, Sekeliling 5.000 menghadiri pengajian. “Saya bubarkan, saya minta bubarkan. Ini bukan hanya melanggar protap. Islam mengajarkan menjaga kesehatan jiwa harus lebih Primer daripada tablig seperti itu. Bukan karena protap saja,” pungkasnya.

Ceramah Das’ad Latief yang diunggah di akun Youtube-nya pada 6 Juli menjadi viral. Ia menjelaskan mengapa rumah ibadah, seperti masjid, tutup dan pasar boleh buka selama pemberlakuan Restriksi kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali.

Menurut dia, Sekalian fungsi masjid boleh dipindahkan dan dilakukan di rumah. “Salat berjemaah boleh di rumah, berdoa boleh di rumah, ngaji boleh di rumah, zikir boleh di rumah. Tetapi, fungsi-fungsi pasar Bukan Pandai kau pindahkan ke rumah,” tegas dia.

Cek Artikel:  Kabinet Tetap Maskulin

Terkait vaksinasi, Das’ad Latief sempat berceramah di Media Group pada penghujung Maret. Ketika itu, dia mengatakan vaksin covid-19 sudah dinyatakan halal dan dinyatakan Bagus, maka kaum beragama dan pengikut Pikiran sehat, Bukan Terdapat Argumen Demi menolak. Karena itu, kata dia, umat beragama yang menolak vaksin artinya telah berperilaku Bukan terpuji karena mengancam keselamatan jiwa Sosok.

Sesuai saran dari Naskah yang diterbitkan Bappenas, tokoh Religi dan lembaga keagamaan diharapkan dapat berperan Krusial dalam proses edukasi ke masyarakat. Informasi dan pesan yang Bukan Pas dikhawatirkan akan memengaruhi pemahaman masyarakat yang bersifat kontraproduktif dalam pencapaian agenda pencegahan penyebaran covid-19.

Penyampaian pesan yang kurang Pas, dikutip Naskah itu, contohnya imbauan tokoh Religi agar umat beraktivitas seperti Normal, cukup berlindung kepada Tuhan YME. Misalnya lain ialah pernyataan bahwa covid-19 karena mengonsumsi makanan yang diharamkan.

Keutamaan tokoh Religi ialah menjaga kesatuan lisan dan laku sehingga orang yang mendengarkan khotbahnya beroleh kasih karunia.

Mungkin Anda Menyukai