Ketergantungan Impor Beras Diharapkan Berkurang dengan Penyerapan Gabah

Ilustrasi–Aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: MI/Usman Iskandar)

Jakarta: Kebijakan pemerintah menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram mendapat respons positif dari kalangan ekonom. Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menilai langkah ini dapat memberikan opsi bagi petani yang selama ini mengalami keterbatasan informasi dalam menjual hasil panennya.

“Dengan adanya kebijakan pembelian Rp6.500 oleh Bulog setidaknya ini dapat menjadi opsi bagi petani yang Mempunyai keterbatasan informasi menjual dan ketergantungan tinggi kepada bandar sehingga mereka Bisa dapat harga di atas biaya produksinya,” kata Eliza yang dikutip, Rabu, 12 Maret 2025.

Pemerintah telah mengalokasikan Anggaran sebesar Rp16,6 triliun Kepada Bulog agar dapat menyerap gabah petani. Menurut Eliza, hal ini sangat Krusial mengingat harga gabah di tingkat petani sering kali berfluktuasi, bahkan di beberapa daerah dibeli dengan harga di Dasar Rp6.500 per kilogram.

Cek Artikel:  PLN Raih Dua Penghargaan Global 'Asian Experience Awards 2023'

“Ini Segala tergantung daya tawar petani. Ketika petani butuh Segera terjual kadang tengkulak membeli di Dasar harga HPP, yang Krusial laku,” ungkap Eliza.

Baca juga: Peningkatan Produksi Beras Berpeluang Tercapai

Selain membantu petani mendapatkan harga lebih layak, penyerapan gabah ini juga diharapkan Bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor beras. Dengan Bulog aktif menyerap gabah dari petani lokal, cadangan pangan nasional Bisa lebih terjaga tanpa harus bergantung pada impor.

“Impor beras selama ini karena Kepada mengisi cadangan pangan pemerintah. Ketika Terdapat kebijakan Mau menyerap gabah petani maka ini perlu didukung agar kita perlahan mengurangi ketergantungan impor,” ucapnya.

Eliza juga mendorong kerja sama antara Bulog dan Kementerian Pertanian agar proses penyerapan gabah lebih optimal. Ia menekankan pentingnya pemetaan Distrik yang Tetap Mempunyai harga gabah rendah agar Bulog dapat melakukan pendekatan langsung.

Cek Artikel:  Produk Makanan Laut Indonesia Jadi Primadona di FFA 2024

“Pembelian oleh Bulog ini Bisa memberikan kepastian pasar bagi para petani, maka dari itu perlu kerja sama antara Bulog, Kementan Kepada menentukan titik-titik mana yang harga gabahnya rendah, di situ Bulog serap gabah, jemput bola,” kata Eliza.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto Kepada memastikan ketersediaan pangan yang cukup menjelang Idulfitri serta meningkatkan kesejahteraan petani.

“Juga kesejahteraan petani harus ditingkatkan dengan menjaga harga beras/gabah di tingkat petani maupun konsumen. Peran Bulog menjadi sangat Krusial dan strategis,” ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati.

Kepada mendukung kebijakan ini, Kementerian Keuangan telah menerbitkan PMK No. 19/2025 yang menetapkan Bulog sebagai pengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sri Mulyani menegaskan bahwa Anggaran investasi Kepada Bulog harus dikelola secara profesional dan bebas korupsi agar Bisa Betul-Betul bermanfaat bagi petani dan stabilitas pangan nasional.

Cek Artikel:  Jelang Pelantikan Trump, Harga Emas Melempem

Mungkin Anda Menyukai