FGD METI Roundtable Talk #3 dengan tema Carbon Trading Unlocked: Insights and Strategies Across Industries.(Dok METI)
Jakarta: Masyarakat Kekuatan Terbarukan Indonesia (METI) Serempak PT PLN (Persero) kembali menggelar Seminar dan FGD METI Roundtable Talk #3 dengan tema “Carbon Trading Unlocked: Insights and Strategies Across Industries”.
Acara ini menjadi wadah Obrolan strategis antara pemerintah, sektor BUMN, sektor swasta, dan praktisi Kekuatan dalam membahas Kesempatan dan strategi perdagangan karbon guna mendukung transisi Kekuatan Bersih di Indonesia.
Seminar ini bertujuan Kepada mendorong implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. METI Menyaksikan perdagangan karbon sebagai Kesempatan signifikan dalam mencapai Sasaran pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan Ciptaan teknologi.
Ketua Standar METI, Wiluyo Kusdwiharto, menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor Kepada mencapai Sasaran net zero emission (NZE). Salah satu langkah strategis adalah mengimplementasikan program perdagangan karbon yang efektif di Indonesia.
“Indonesia perlu memperkuat ekosistem dan mekanisme perdagangan karbon, termasuk melalui peningkatan kapasitas, Bonus harga, penyelarasan dengan pasar Mendunia, serta penguatan regulasi dan tata kelola,” kata Wiluyo dalam keterangan resminya, yang dikutip Sabtu, 22 Februari 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon BPLH, Ary Sudjianto, yang hadir mewakili Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, menyoroti posisi strategis Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim.
“Berkat sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, Indonesia dinilai Pandai mengurangi emisi hingga 31,89% secara Sendiri dan 43,20?ngan dukungan Dunia pada 2030, melalui pendekatan holistik dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Topik Esensial yang dibahas dalam Lembaga ini adalah Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang meliputi perdagangan karbon, kredit karbon, dan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Implementasi NEK diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong Ciptaan teknologi dalam pengelolaan emisi karbon.
Sementara itu, Head of Carbon Trading Development IDX Carbon, Edwin Hartanto, juga memaparkan pencapaian platform IDX Carbon sejak peluncurannya pada 2023. Hingga Januari 2025, IDX Carbon mencatat transaksi sebesar 1,56 juta tCO?e, dengan total nilai transaksi Rp58,8 miliar.
“Potensi besar ini menunjukkan peran Krusial perdagangan karbon dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia,” kata Edwin.
Selain seminar, acara ini juga menghadirkan Lembaga Group Discussion (FGD) yang membahas empat topik Esensial terkait perdagangan karbon seperti Penyelenggaraan Carbon Trading di Sektor BUMN, Kesempatan Carbon Tax di sektor transportasi, sektor kehutanan dalam menyediakan pasar karbon, serta bagaimana industri swasta dapat Menyaksikan Pasar Karbon.
Melalui acara ini, METI menegaskan pentingnya membangun ekosistem NEK yang inklusif, transparan, dan berkeadilan. Dengan sinergi kebijakan yang kuat, kolaborasi lintas sektor, dan Ciptaan berkelanjutan, Indonesia diharapkan dapat mempercepat transisi Kekuatan Bersih sekaligus mengurangi emisi karbon secara signifikan.