PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) diprediksi mampu memangkas sampai 85 juta jenis pekerjaan di dunia pada 2025.
Hal itu selaras dengan Laporan Survei Pekerjaan Masa Depan dari Perhimpunan Ekonomi Dunia (WEF) tahun 2020 yang memprediksi pada 2025 mendatang ada 85 juta pekerjaan yang akan menghilang.
“Awal kita hanya otomasi mekanik, kemudian sekarang muncul AI, muncul otomasi analytic. Loyalp hari muncul hal-hal baru. Kalau kita baca, 2025 pekerjaan yang hilang itu ada 85 juta. Pekerja akan hilang 85 juta, sebuah jumlah yang tidak kecil,” kata Presiden saat membuka Kongres ISEI dan Seminar Nasional 2024, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).
Baca juga : Presiden Jokowi: AI dan Transformasi Digital Jadi Kunci Bisnis ke Depan
Otomasi menjadi salah satu faktor semakin menipisnya lapangan kerja baik di Indonesia maupun global di masa depan.
Selain itu ada dua tantangan lainnya, seperti perlambatan ekonomi global dan gig economy atau ekonomi serabutan.
Presiden menyebut Bank Dunia mencatatkan pertumbuhan global hanya berada di 2,7 persen dan diprediksi pada 2024 turun menjadi 2,6 persen.
Baca juga : Sri Mulyani Lapor Hasil Pertemuan Spring Meeting ke Presiden
Kedua, gig economy atau ekonomi serabutan yang menurutnya perlu diwaspadai. Karena di masa depan, perusahaan menurutnya bisa saja lebih menyenangi freelancer ketimbang merekrut pekerja tetap.
“Sehingga sekali lagi, kesempatan kerja semakin sempit dan semakin berkurang,” kata dia.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada sekitar 2030 mendatang. Kondisi itu menurutnya bisa menjadi kekuatan atau malah menjadi beban bagi Indonesia.
Oleh karenanya, Jokowi berharap bonus demografi dapat menjadi momentum agar Indonesia membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
“Inilah tantangan paling besar yang akan melompatkan Indonesia menjadi negara maju atau tidak,” kata Presiden. (H-2)