Kesalahan Strategi Israel dan AS di Timur Tengah

Kesalahan Strategi Israel dan AS di Timur Tengah
Ilustrasi MI(MI/Seno)

KENDATI komunitas global menjerit agar genosida di Gaza segera dihentikan, Israel justru meningkatkan kebrutalannya. Keputusan sela Mahkamah Global (ICJ) yang menerima tuduhan Afrika Selatan bahwa rezim Israel yang rasialis melakukan genosida terhadap warga Gaza tak dindahkan. Sikap itu merupakan strategi mengirim pesan kepada Hamas bahwa tak ada yang bisa menghentikan Israel, kecuali tujuan perangnya di Gaza, yaitu membasmi Hamas dan membebaskan tawanan warga Yahudi, tercapai. Selain itu, juga untuk menjaga kelangsungan hidup pemerintahan koalisi pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Israel juga berkepentingan menjaga profil militernya sebagai yang terkuat di Timur Tengah. Pandangan Israel itu didukung AS yang membagi nilai dengan Israel sebagai satu-satunya negara demokrasi di kawasan. Tak mengherankan bila AS terus memberi dukungan finansial, persenjataan, dan perlindungan diplomatik kepada sekutunya itu, meskipun sikap ini membuat AS terisolasi dari komunitas global.

Cek Artikel:  Dari Angket Menuju Pemilu Berintegritas

Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia

Mungkin Anda Menyukai