Kesaksian Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi, Mendadak Turun 6.000 Kaki dalam Lima Menit

Liputanindo.id – Seorang penumpang Singapore Airlines memberi kesakisan tentang turbulensi parah yang menyebabkan satu orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Penumpang itu mengatakan pesawat tiba-tiba berguncang hebat dan turun drastis dalam lima menit.

Dzafran Azmir, penumpang Singapore Airlines mengatakan bahwa pesawat yang terbang dari London menuju Singapura itu melakukan pendaratan darurat. Dzafran mengatakan pesawat tiba-tiba miring dan turun drastis.

“Tiba-tiba pesawat mulai miring dan terjadi guncangan sehingga saya bersiap menghadapi apa yang terjadi, dan tiba-tiba terjadi penurunan yang sangat drastis sehingga Seluruh orang yang duduk dan Bukan mengenakan sabuk pengaman langsung terlempar ke langit-langit,” kata Dzafran Azmir, dikutip Reuters, Selasa (21/5/2024).

Pesawat Boeing 777-300ER dengan 211 penumpang dan 18 awak sedang menuju ke Singapura ketika melakukan pendaratan darurat.

Cek Artikel:  Pengadilan Bangladesh Desak Interpol Tangkap Mantan PM Sheikh Hasina

Menurut catatan FlightRadar24, setelah Sekeliling 11 jam waktu terbang sejak lepas landas di London, pesawat tersebut turun tajam dari ketinggian Sekeliling 37.000 kaki menjadi 31.000 kaki hanya dalam waktu lima menit setelah selesai melintasi Laut Andaman dan mendekati Thailand.

“Beberapa orang kepalanya terbentur kabin bagasi di atas dan penyok, mereka menabrak tempat lampu dan masker berada dan langsung menerobosnya,” katanya.

Pejabat bandara Suvarnabhumi Bangkok mengkonfirmasi satu orang tewas Tetapi Bukan dapat memastikan jumlah korban luka-luka. Polisi imigrasi Thailand mengatakan personel medis langsung naik ke pesawat Kepada Menyantap kondisi korban.

Tetapi sayangnya kepolisian Bukan Dapat memastikan jumlah korban, sementara penumpang yang terluka tetap berada di dalam pesawat. Menurut perkiraan, 30 penumpang mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.

Cek Artikel:  Pesawat Azerbaijan yang Terperosok Tewaskan 38 Orang

“Prioritas kami adalah memberikan Seluruh Donasi yang mungkin kepada seluruh penumpang dan awak pesawat. Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand Kepada memberikan Donasi medis yang diperlukan,” kata maskapai itu.

Kecelakaan penerbangan terkait turbulensi adalah jenis yang paling Lazim, menurut studi tahun 2021 oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.

Dari tahun 2009 hingga 2018, badan AS tersebut menemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, Tetapi Bukan Terdapat kerusakan pada pesawat.

Singapore Airlines, yang dikenal luas sebagai salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia dan menjadi tolok ukur bagi sebagian besar industri penerbangan, Bukan mengalami insiden besar apa pun dalam beberapa tahun terakhir.

Cek Artikel:  Massa di Kongo Mengamuk, Sasar Kantor PBB dan Kedubes

Kecelakaan terakhir yang mengakibatkan korban jiwa adalah penerbangan dari Singapura ke Los Angeles melalui Taipei, yang pada Copot 31 Oktober 2000 pesawat tersebut Terperosok menimpa peralatan Pembangunan di Bandara Global Taoyuan Taiwan setelah mencoba lepas landas dari landasan yang salah. Kecelakaan itu menewaskan 83 dari 179 orang di dalamnya.

Singapore Airlines telah mengalami tujuh kecelakaan menurut catatan Aviation Safety Network. Boeing Bukan segera menanggapi permintaan komentar.

Mungkin Anda Menyukai