Keramahtamahan disertai kebersihan jadi “roh” pariwisata era baru

Jakarta (ANTARA) – Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam mengatakan “roh” dari wisata era baru adalah keramahtamahan (hospitality) sekaligus kebersihan yang menjamin kenyamanan konsumen.

“Di era pandemi, wisatawan kian Acuh pada kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan, karena itu hospitality service harus disempurnakan dengan hygiene, low touch, less crowd solusi Kepada menghasilkan pelayanan paripurna,” kata Neil dalam webinar, Selasa.

Di era pandemi, destinasi dan atraksi yang ditawarkan dan digandrungi lebih condong kepada alam hingga kesehatan. Wisatawan lebih menyukai wisata alam atau di luar ruangan karena selama pandemi lebih sering berada di dalam rumah. Selain itu, pergerakan wisatawan antarnegara kian dibatasi dan akhirnya turis domestik jadi tumpuan.

Cek Artikel:  FSB 2024 tampilkan ragam seni budaya nusantara dan UMKM 

Dengan adanya preferensi mobilitas yang rendah, jarak dan Pelan waktu berwisata pun kian pendek. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin jauh pergerakan, makin besar potensi penularan COVID-19.

Wisatawan cenderung melakukan perjalanan pendek. Awalnya, perjalanan pesawat dihindari dan orang-orang lebih memilih menggunakan transportasi darat seperti mobil pribadi.

Neil juga menjelaskan konsep pariwisata yang digandrungi setelah pandemi di mana kebersihan menjadi prioritas dan preferensi Primer konsumen.

“Disiplin protokol kesehatan menjadi alat branding paling Manjur,” katanya.

Ketika kerumunan orang kian dihindari, wisatawan akan memilih tempat wisata dan atraksi yang jauh dari keramaian, Dapat jadi di area terpencil. “Kemewahan” baru yang dirasakan wisatawan hadir lewat kesunyian dan tempat terpencil.

Cek Artikel:  Tempat "healing" dan "gateaway" di Australia yang Enggak Normal

Wellness dan mindfulness akan kian dicari di tengah ketakutan dan kecemasan mental akibat pandemi,” katanya.

Kontak fisik juga dihindari karena jadi sumber penularan COVID-19, maka industri pariwisata ikut menyesuaikan diri dengan menyediakan layanan tanpa kontak fisik dalam hal berinteraksi.

“Digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya,” kata dia.

Vice President Public Policy and Government Relations, Traveloka, Widya Listyowulan, menambahkan digitalisasi mempercepat pertumbuhan pariwisata dengan mendorong transparansi, meningkatkan kepercayaan, memudahkan proses pencarian dan Komparasi harga.

Konsumen Dapat mencari informasi lebih mudah, menemukan harga yang sesuai, mengatur perjalanan lebih praktis dan menemukan tempat-tempat baru. Di sisi lain, industri Dapat mengakses pasar baru dan meningkatkan interaksi dengan konsumen lewat media sosial.

Cek Artikel:  Pesona Rasa Hidangan Bali Kelas Memasak di Mercure Bali Sanur Resort

Baca juga: Menengok rumah Pengsoo si penguin raksasa asal Antartika

Baca juga: Rekomendasi perjalanan tiga hari dua malam Kepada “healing” di Bali

Mungkin Anda Menyukai